CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Juul berencana keluar dari pasar Asia dan Eropa, ini kata pebisnis lokal


Rabu, 28 Oktober 2020 / 08:25 WIB
Juul berencana keluar dari pasar Asia dan Eropa, ini kata pebisnis lokal


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juul Labs, perusahaan rokok elektrik (rokel) berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran, termasuk angkat kaki dari pasar Eropa dan Asia. Kebijakan diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan mengubah arah bisnisnya.

Melansir Reuters, Selasa (27/8), perusahaan, sebagian dimiliki oleh pembuat Marlboro Altria Group Inc, berencana untuk memberhentikan sekitar 1.200 karyawan, lebih dari setengah tenaga kerjanya, Wall Street Journal melaporkan.

Baca Juga: JUL dan JUUL Labs Indonesia kembali terima pesanan baru produk JUUL

"Belum ada keputusan akhir yang dibuat dan kami terus melalui proses evaluasi," ujar juru bicara Juul dalam sebuah pernyataan pekan lalu. PHK tersebut merupakan bagian dari mengubah arah bisnis perusahaan yang telah dimulai sejak September 2019.

Bukan pertama kalinya Juul melakukan perubahan signifikan pada tenaga kerjanya. Pada November 2019, perusahaan memangkas tenaga kerjanya hingga 650 orang demi berhemat USD1 miliar. Pada April 2020 lalu, Juul kembali memutuskan untuk mem-PHK sebagian karyawan.

K.C Crosthwaite, mantan eksekutif Altria yang turun tangan menjabat CEO Juul mengatakan perusahaan masih dalam tahap eksplorasi dalam memutuskan kebijakan PHK dan upaya menarik diri dari pasar internasional.

"Kami tidak memiliki rincian untuk dibagikan tentang perkiraan jumlah karyawan yang terkena dampak, atau negara yang akan terdampak (menarik diri). Namun, pengurangan (PHK) akan memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi," kata Crosthwaite.

Ketua Asosiasi Perusahaan Vape Indonesia (APVI), Aryo, tidak terlalu merisaukan hengkangnya Juul Labs dari Indonesia, karena kontribusinya terhadap perekonomian nasional, tidak terlalu signifikan. "Juul tidak memberi dampak besar bagi kita.” kata dalam keterangannya Kamis (22/10).

"Yang saya khawatirkan justru industri rokok elektronik nasional yang terancam akibat kebijakan cukai dan tambahan pajak yang akan diterapkan pemerintah.”

Baca Juga: Ini alasan JUUL hentikan sementara suplai produk barunya di Indonesia

Secara nasional kontribusi industri rokel cukup signifikan. Hingga kuartal I-2020 sektor ini menyumbang Rp 400 miliar hanya dari cukai, belum termasuk pajak. Jumlah itu hampir 4 kali lipat dibanding penerimaan cukai dari industri tekstil sepanjang tahun 2019. Ditargetkan hingga akhir 2020, sektor ini mampu menyumbang hingga Rp 1 triliun dari cukai saja.

Dia pun menilai prospek industri rokel Indonesia masih sangat terbuka di masa pandemi Covid-19 ini. Apalagi pemerintah berencana mengenakan pajak tambahan bagi industri tembakau dan turunannya, sehingga rokel bisa memberi anternatif bagi para konsumen.

"Di saat Covid-19 orang juga mencari cara hidup lebih sehat, misalkan tren bersepeda agar tubuh lebih fit. Nah, rokel ini juga bisa dibilang begitu. Lebih sehat dibanding rokok dari tembakau," tutup Aryo.

Sementara itu salah satu pelanggan Juul, Dio Alief Irawan, merasa khawatir dengan perginya pabrikan rokok elektronik ini dari Asia, dia mempertanyakan bagaimana pasokan pods pengguna Juul di Indonesia yang sudah nyaman dengan produk ini.

“Saya sudah cukup lama memakai Juul sebagai pengganti rokok, kalau perusahaannya sudah tidak ada di Tanah Air nanti saat saya kehabisan pods bagaimana mencarinya. Sedangkan bukan hanya dari Indonesia mereka (Juul) perginya, tetapi Asia, hal ini menyebabkan teman-teman sesama pengguna Juul harus mencari produk lainnya yang mungkin serupa,” ujar Dio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×