kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KAI: Kami tidak bisa kabulkan harapan semua orang


Rabu, 25 September 2013 / 19:32 WIB
KAI: Kami tidak bisa kabulkan harapan semua orang
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan, penyebaran Covid-19 telah mendorong negaranya ke dalam kekacauan besar.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ignasius Jonan, mengklaim bahwa pihaknya telah memperhitungkan dengan baik siapa pengguna jasa kereta api khususnya KRL Commuterline Jabodetabek.

Dengan demikian, lanjut dia, seharusnya tidak ada lagi keluhan-keluhan seperti kartu hangus lantaran tidak melakukan perjalanan kembali menggunakan KRL dalam tempo tujuh hari.

"Kalau jamnya tidak sesuai dengan jam harapan masyarakat, ini penumpang 600.000 sehari. Ya, kalau enggak sesuai naik kendaraan pribadi saja. Kita enggak bisa menyesuaikan harapan 600.000 kepala yang berbeda-beda pikirannya," kata Jonan, Rabu (25/9).

Lebih lanjut, ia memastikan dari 600.000 penumpang yang menggunakan KRL pada hari kerja, yang bepergian 2-3 kali dalam seminggu porsinya jauh lebih besar.

"Estimasi kami itu 90% reguler menggunakan KRL. Kalau reguler kenapa tidak beli yang multi trip, supaya bisa naik selama satu, dua, tiga minggu, tanpa top up tiap hari," jelasnya.

Ia mengatakan PT KAI terus berupaya memberikan pelayanan transportasi publik sehingga lebih banyak orang yang mengakses. Pada 2009, kapasitas KRL hanya 300-350 penumpang per hari. Saat ini, 600.000 penumpang per hari.

Namun, ia mengatakan penyediaan transportasi publik tidak bisa hanya dilakukan PT KAI, Kementerian Perhubungan juga harus turut andil. "Kami sebenarnya selalu meningkatkan kapasitas dari waktu ke waktu. Banyak urusannya (KRL sebagai transportasi publik), sistem persinyalan, keselamatan, di samping nambah gerbong. Orang kan pikirannya cuma nambah gerbong, karena kereta api tidak bisa berjalan di atas rumput," pungkasnya. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×