kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kala Boy Thohir sebut bisnis Gojek sedang berat, kini 430 karyawan Gojek di PHK


Rabu, 24 Juni 2020 / 05:47 WIB
Kala Boy Thohir sebut bisnis Gojek sedang berat, kini 430 karyawan Gojek di PHK
ILUSTRASI. Gojek, hari ini menyambut bergabungnya Garibaldi Thohir (Boy Thohir) dalam jajaran kepemimpinan di Grup Gojek sebagai salah satu komisaris.


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Gojek diterpa pemutusan hubungan kerja (PHK). Sinyal PHK ini ternyata jauh-jauh hari sudah diutarakan Komisaris Gojek Boy Thohir. Saat itu, Boy mengatakan Gojek harus melakukan efisiensi agar bisa bertahan.

Tak bisa dipungkiri, krisis ekonomi akibat pandemi virus corona belum akan selesai dalam waktu dekat ini. Jumlah penderita Covid masih terus ada bahkan cenderung naik setiap hari.

Baca Juga: Komisaris Gojek Boy Thohir: Ini tahun yang berat bagi Gojek, jangan bakar duit lagi

Akibatnya, banyak perusahaan tidak bisa lagi menjalankan bisnis secara normal bahkan tutup sementara meskipun sudah ada pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah.

Salah satu perusahaan yang terkena imbas adalah Gojek. Aplikasi ojek online ini juga terkena pembatasan sosial skala besar (PSBB) di berbagai daerah.

Kala itu, Komisaris Gojek Garibaldi Thobir atau biasa disapa Boy Thohir mengatakan Gojek harus melakukan bisnis yang tidak biasa saat krisis saat ini akibat virus korona.

"Bagi Gojek yang baru berusia beberapa tahun ini merupakan tahun yang berat. Terlebih lagi bagi para driver," kata dia, saat konfrensi pers via Zoom, Selasa 12 Mei 2020.

Boy mengutip sebuah pepatah yang cocok untuk menghadapi kondisi yang abnormal ini, "lebih baik beruntung daripada ganteng" artinya, saat ini tidak lagi perlu citra yang mentereng dimata publik tetapi bagaimana bisa menghasilkan uang agar bisa bertahan untuk keberlangsungan bersama.

Baca Juga: Gojek datangkan 5 juta masker dari Tiongkok untuk mitra driver

Beberapa saat lalu memang kata Boy, Gojek mendapatkan suntikan dana US$ 1,2 miliar dan meminta agar manajemen Gojek memakai dana itu dengan sebaik-baiknya.

"Gopay dan GoFood harusnya bottom line-nya mulai bagus, Gojek punya potensi yang cukup besar karena size yang sangat besar. Sekarang bukan hanya riding, ada payment, food, dan sudah jadi super apps," kata dia.

Dia mengatakan, apa yang diterapkan oleh Adaro harus juga diterapkan di Gojek yakni melakukan efisiensi. "Kalau sekarang masih bakar-bakar duit itu sudah tidak bisa lagi, kondisi sedang sulit," imbuh dia.

Benar saja, Gojek diterpa masalah saat ini. Gojek membenarkan terjadi PHK terhadap 430 karyawan atau 9% dari total karyawan Gojek.

Hal itu lantaran Gojek terpaksa menutup bisnis Go Life. Layanan GoLife yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean, serta GoFood Festival yang merupakan jaringan pujasera GoFood di sejumlah lokasi, akan dihentikan.

Keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi atas situasi makro ekonomi dan perubahan perilaku masyarakat yang menjadi lebih waspada terhadap aktivitas yang melibatkan kontak fisik ataupun kegiatan yang tidak memungkinkan untuk berjaga jarak.

Baca Juga: Begini cara Gojek bantu mitra pengemudi di tengah wabah Covid-19

Kedua bisnis ini, GoLife dan GoFood Festival membutuhkan interaksi jarak dekat, dan mengalami penurunan permintaan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan pandemi COVID-19.

Aplikasi GoLife dapat digunakan hingga 27 Juli 2020.  "Kami memohon maaf sebesar-besarnya kami harus mengambil keputusan sulit untuk kita dapat mengimplementasikan hal ini," kata Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/6).

Meski melakukan PHK. Gojek memberikan pesangon yang layak. "Kami ingin memberikan dukungan semaksimal mungkin, dan menetapkan paket pesangon,"kata Andre.  

Menurutnya, keberlangsungan finansial menjadi perhatian terbesar saat ini. "Karyawan yang terdampak akan menerima pesangon, kami menetapkan minimum gaji 4 pekan ditambah tambahan 4 pekan gaji untuk setiap tahun lamanya bekerja," lanjut Andre.

Baca Juga: Gandeng mitra lokal, Gojek segera beroperasi di Filipina

Terkait pembayaran gaji selama periode pemberitahuan, Gojek tidak mewajibkan karyawan yang terdampak untuk bekerja saat sudah memasuki periode pemberitahuan, supaya karyawan dapat fokus memikirkan mengenai rencana mereka di masa mendatang. Namun, Gojek tetap akan membayar gaji mereka secara penuh.

Fasilitas lain adalah:  
-Masa tunggu alias annual cliff: bagi karyawan yang memiliki hak kepemilikan saham akan dihapus. Sehingga karyawan yang meninggalkan Gojek dapat memiliki saham di perusahaan yang telah mereka bangun.
-Pembayaran cuti tahunan dan hak lainnya: Gojek akan membayarkan cuti tahunan yang tidak digunakan, selain juga hak-hak lainnya termasuk cuti melahirkan.
-Perpanjangan asuransi kesehatan: Di tengah krisis kesehatan global ini, kami ingin memastikan bahwa kebutuhan terkait kesehatan karyawan yang terdampak tetap dapat terpenuhi. Kami akan memperpanjang skema asuransi kesehatan bagi karyawan yang terdampak dan juga bagi keluarga mereka, hingga 31 Desember 2020.
-Perlengkapan: Karyawan dapat tetap memiliki laptop mereka untuk membantu mencari peluang lain.
-Perpanjangan program bantuan karyawan: Gojek memperpanjang masa dukungan ke karyawan, mencakup program layanan kesehatan mental, finansial, dan konsultasi lainnya selama tiga bulan ke depan.
-Program outplacement: Mencari pekerjaan baru tidak pernah mudah. "Sehingga kami memberikan program outplacement yang akan membantu setiap orang untuk mencari pekerjaan," terang Andre.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×