kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.340   25,00   0,15%
  • IDX 7.182   11,08   0,15%
  • KOMPAS100 1.058   -1,55   -0,15%
  • LQ45 834   0,83   0,10%
  • ISSI 213   -0,32   -0,15%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 513   2,60   0,51%
  • IDX80 121   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,29   -0,24%
  • IDXQ30 141   0,25   0,18%

Kekurangan Bahan Baku, Harga Produk Turunan Kakao Bakal Naik


Selasa, 21 Januari 2025 / 17:01 WIB
Kekurangan Bahan Baku, Harga Produk Turunan Kakao Bakal Naik
ILUSTRASI. Menjelang bulan Ramadan 2025, harga produk turunan kakao diperkirakan akan mengalami kenaikan akibat kesulitan pasokan bahan baku lokal. ANTARA FOTO/ Akbar Tado/foc.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo

KONTAn.CO.ID - JAKARTA. Menjelang bulan Ramadan 2025, harga produk turunan kakao diperkirakan akan mengalami kenaikan akibat kesulitan pasokan bahan baku lokal. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman, menjelaskan bahwa produksi kakao dalam negeri terus menurun, sementara permintaan global semakin meningkat. Namun sayang, Adhi masih belum bisa memprediksi persentase kenaikan harga berapa persen.

“Produksi kakao di Indonesia memang mengalami penurunan. Tahun ini, kami mencatat adanya kegagalan panen yang menyebabkan pasokan kakao lokal terbatas. Dengan situasi seperti ini, harga kakao di pasar internasional ikut melonjak, yang akhirnya berimbas pada harga produk turunannya, seperti cokelat, biskuit, dan lainnya,” ungkap Adhi kepada KONTAN, Selasa (20/1).

Baca Juga: Industri Makanan Tergencet Lonjakan Harga Kakao

Menurut Adhi, produksi kakao dalam negeri hanya mampu mencapai sekitar 300 ribu ton per tahun, sementara kapasitas industri pengolahan kakao di Indonesia membutuhkan sekitar 600-700 ribu ton. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan kesulitan mendapatkan bahan baku kakao, yang sebagian besar masih harus diimpor dari negara-negara penghasil utama di Afrika.

Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk Statistik Kakao Indonesia 2023, Indonesia memiliki 1,39 juta hektare (ha) perkebunan kakao pada 2023. Angkanya turun 1,94% dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang seluas 1,42 juta ha.

"Kami masih kesulitan dengan pasokan kakao lokal. Sebagian besar industri harus mengandalkan impor biji kakao yang per tahunnya diperkirakan mencapai hampir 400 ribu ton dari negara-negara seperti Afrika,” tambahnya.

Sementara itu, Uswati Leman Sudi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), mengungkapkan bahwa produk-produk berbahan baku impor lainnya juga mengalami kenaikan harga, terutama yang terkait dengan nilai tukar dolar yang terus menguat. 

Baca Juga: Harga Kakao Tembus Rekor Tertinggi, Bagaimana Nasib Industri Mamin?

Meskipun tidak ada laporan resmi mengenai kesulitan pasokan kakao, Uswati menyebutkan bahwa harga bahan baku lainnya, seperti kelapa dan produk yang menggunakan bahan baku impor, juga mengalami lonjakan harga akibat nilai tukar yang mencapai lebih dari Rp16.000 per dolar.

“Bahan baku impor, terutama yang bergantung pada dolar, pasti terpengaruh. Kami berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang mendukung stabilitas harga bahan baku, agar industri dapat terus berjalan dengan lancar,” ungkap Uswati.

Kenaikan harga produk turunan kakao ini diprediksi akan berlanjut hingga Ramadan, di mana permintaan akan produk seperti cokelat dan biskuit biasanya meningkat. Oleh karena itu, para pelaku industri makanan dan minuman berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah untuk mengatasi kekurangan pasokan kakao lokal dan memperbaiki kondisi industri secara keseluruhan.

Selanjutnya: Survei Celios: Gibran Dapat Nilai 3 dari 10 Selama 100 Hari Menjabat Jadi Wapres

Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis Periode 16-31 Januari 2025, Plossa Beli 1 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×