kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemdag, BPOM dan pengusaha berembug soal minol


Selasa, 24 Agustus 2010 / 15:26 WIB
Kemdag, BPOM dan pengusaha berembug soal minol


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Kisruh impor minuman beralkohol (minol) masih menggelinding. Saat ini, Kementerian Perdagangan (Kemdag), Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Impor (Apidmi) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang berembug untuk untuk membahas 25 kontainer minol yang masih tertahan di pelabuhan Tanjung Priok.

Seperti yang diberitakan KONTAN kemarin, tak kurang dari 25 kontainer minol impor yang terdiri dari bir, whiskey, wine maupun minol lainnya ditahan petugas Bea Cukai di pelabuhan Tanjung Priok karena belum melengkapi persyaratan adminitrasi. Ketua Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Impor (Apidmi) Agoes Silaban menyebutkan, 25 kontainer itu diimpor oleh anggotanya yang terdiri dari 8 perusahaan Importir Terdaftar (IT).

Asal tahu saja, Kemdag telah merilis izin impor minuman beralkohol (minol) dengan kuota sebanyak 393.000 karton untuk periode satu tahun. Impor minol itu diberikan kepada IT untuk direalisasikan pada periode 1 April 2010 hingga 31 Maret 2011.

Menurut sumber KONTAN yang namanya enggan muncul di media ini mengatakan, sejak bulan April hingga Juni lalu, IT sudah mengantongi persetujuan impor dari Kemdag. “Dari kuota izin tersebut, sebanyak 15% yang sudah meminta persetujuan impor,” kata sumber KONTAN di Kementerian Perdagangan di Jakarta, Selasa (24/8).

Hitung punya hitung, 15% dari alokasi impor tersebut sebanyak 58.950 karton. Sayangnya, impor belum bisa terealisasi karena terganjal beleid dari BPOM. Dus, minol yang sudah mendapatkan izin impor dan bersandar di pelabuhan akhirnya tidak bisa memasuki wilayah Indonesia.

“Karena tidak ada kode ML, sehingga barang yang diimpor masih tertahan di pelabuhan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×