Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dalam pembangunan jaringan gas (jargas) sebanyak 4 juta sambungan rumah (SR) hingga 2024 terus dilakukan. Hanya saja harus diakui bahwa tersebut memerlukan proses yang panjang.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso menyatakan, proses implementasi skema KPBU untuk pembangunan jargas masih berada di tahap awal.
Baca Juga: Kembangkan mobil listrik, Sumber Energi Sukses Makmur gandeng perusahaan asal China
Saat ini, kajian KPBU untuk proyek jargas sedang disiapkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS). Rencananya akhir bulan Agustus pemerintah akan melakukan konsultasi public terkait hal itu ke berbagai daerah. “Nantinya akan ada respons dari pemerintah daerah, lalu selanjutnya kami proses hasil konsultasinya ke Bappenas dan beberapa lembaga terkait,” ujar Ali, Rabu (12/8).
Dia pun belum bisa menginformasikan perihal daftar badan usaha yang berkeinginan menjalin kerja sama dengan pemerintah untuk ikut proyek jargas 4 juta SR.
Dalam berita sebelumnya, skema KPBU dalam pembangunan jargas direncanakan akan terlaksana di tahun 2022 mendatang. Skema KPBU ini menyasar daerah-daerah yang cukup ekonomis untuk dibangun jargas oleh badan usaha.
Pembangunan jargas sebanyak 4 juta SR hingga 2024 merupakan upaya pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas untuk dalam negeri, mengurangi impor LPG sebesar 603.720 ton per tahun, penghematan subsidi LPG sebesar Rp 297,55 miliar per tahun, serta menghemat pengeluaran energi masyarakat sebanyak Rp 386 miliar per tahun.
Baca Juga: Semester I 2020, Elnusa (ELSA) serap belanja modal Rp 270 miliar
Jargas juga bermanfaat untuk mengurangi defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp 2,64 triliun per tahun.
Sementara itu, Ali juga memastikan pemerintah masih terus menjalankan pembangunan jargas sebanyak 127.864 SR di tahun ini yang tersebar di 23 kabupaten/kota dengan dana investasi sekitar Rp 1,4 triliun.
Target tersebut sebenarnya lebih rendah dibandingkan proyeksi awal pembangunan jargas oleh pemerintah sebanyak 266.070 SR di tahun ini. Perubahan tersebut tak terhindarkan lantaran sebagian dana anggaran pembangunan jargas dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19.
Baca Juga: J Resources (PSAB) menelan kerugian US$ 3,27 juta di semester I 2020
Ali belum bersedia membeberkan realisasi pembangunan jargas yang terkini. Kendati begitu, pihaknya telah menargetkan sebelum akhir tahun nanti pembangunan jargas tersebut sudah selesai.
“Kami targetkan selesai awal November nanti untuk pembangunan jargas yang menggunakan APBN,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News