kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Kementerian ESDM Bakal Tawarkan 75 Blok Migas Secara Serentak pada Tahun Ini


Minggu, 07 September 2025 / 14:50 WIB
Kementerian ESDM Bakal Tawarkan 75 Blok Migas Secara Serentak pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Kementerian ESDM bersiap mengubah pola lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) dari sebelumnya bertahap menjadi serentak.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersiap mengubah pola lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) dari sebelumnya bertahap menjadi serentak. Langkah ini ditempuh untuk mengejar target produksi minyak siap jual (lifting) mencapai 900.000 barel per hari (bph) pada 2029.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, mekanisme bertahap dinilai tidak lagi relevan jika pemerintah ingin mempercepat peningkatan produksi. Karena itu, seluruh blok migas yang tersedia akan langsung ditawarkan sekaligus.

“Kalau dibuat bertahap seperti itu, ya ini target untuk peningkatan lifting tidak akan tercapai. Jadi ya kita memiliki wilayah yang akan kita tawarkan, [ada] 75 [wilayah kerja/WK]. Seperti di toko, jadi kita pajangkan saja semua,” ujar Yuliot ditemui Kontan di Kompleks DPR RI, Rabu (3/9).

Penawaran blok migas serentak ini ditargetkan bisa dieksekusi paling lambat Oktober 2025. Skema ini juga akan berlaku permanen, bukan hanya sekali pakai.

“Nanti [jika] ada badan usaha yang berminat, ‘saya mau di blok ini, di blok ini, di blok ini’, nanti berdasarkan badan usaha, mereka tertarik dua atau tiga, ya itu yang kita kompetisikan. Jadi polanya kita ubah,” tegas Yuliot.

Baca Juga: Target Berantas Tambang Ilegal, DPR Minta Ditjen Gakkum ESDM Buat Peta Jalan

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan 17 WK untuk ditawarkan tahun ini. Namun, ia belum bisa memastikan jadwal pasti lelang berikutnya.

“Nanti kami umumkan kembali. Nanti kita lapor dulu ya. Nanti bocorannya. Saya lebih suka kalau sudah ada output dan outcome, baru bicara. Kalau baru mulai, saya belum bisa ini [berkomentar dahulu],” kata Laode.

Sebelumnya dalam catatan KONTAN, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan perlunya penyederhanaan regulasi lelang WK migas. Reformasi aturan itu dinilai penting agar target lifting 1 juta bph pada 2029–2030 dapat tercapai.

“Saya minta untuk melakukan reformasi berbagai regulasi yang menghambat proses percepatan terhadap pelelangan wilayah kerja,” kata Bahlil saat melantik Laode sebagai Dirjen Migas, Jumat (29/8).

Bahlil sebelumnya menargetkan pemerintah membuka penawaran 60 WK potensial hingga 2028. Namun, Bahlil ingin percepatan dilakukan agar lebih banyak blok bisa dilelang lebih awal.

Rencana lelang serentak ini menuai tanggapan beragam dari kalangan industri dan pengamat. Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), Moshe Rizal, menilai rencana tersebut sah-sah saja dilakukan. Namun, ia menekankan bahwa faktor utama yang menentukan minat investor bukanlah jumlah WK maupun mekanisme lelang, melainkan kualitas aset yang ditawarkan.

“Bukan masalah mau serentak atau bertahap, tapi seberapa menarik barang yang ditawarkan. Investor itu akan melihat kualitasnya dulu,” ujar Moshe kepada KONTAN, Minggu (7/9).

Menurut dia, daya tarik lelang migas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan kelengkapan data dari setiap WK. Semakin banyak data yang disediakan, semakin kecil risiko yang ditanggung investor.

“Kalau datanya minim, investor cenderung enggan masuk karena tidak mau gambling. Sama seperti jualan barang, spesifikasi harus jelas dan lengkap,” tambahnya.

Moshe menekankan pemerintah perlu berfokus pada kualitas WK, bukan sekadar mengejar jumlah. Ia mencontohkan, negara-negara lain yang sukses dalam bidding round biasanya menyiapkan data geologi dan geofisika secara matang, sehingga menambah keyakinan investor.

Selain itu, ia juga mengingatkan soal konsistensi regulasi. Insentif memang penting, tetapi jika tidak didukung kepastian hukum, investor tetap akan ragu.

“Insentif bisa ditawarkan, tapi harus ada jaminan regulasi yang solid dan konsisten jangka panjang,” tegasnya.

Moshe menambahkan, pemerintah hanya punya satu kesempatan untuk menarik minat investor. Jika WK sudah ditawarkan tapi tidak menarik, peluang untuk menjualnya kembali akan semakin kecil.

“Sekali ditawarkan ke investor, peluang itu harus sudah benar-benar matang. Kalau tidak, nilai WK tersebut bisa turun di mata investor,” ujarnya 

Founder & Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto juga menilai daya tarik lelang lebih ditentukan oleh prospektivitas blok, kualitas data, dan fiscal terms yang ditawarkan.

“Serentak atau bertahap itu lebih terkait kesiapan pemerintah. Kalau ada WK yang belum diminati, bisa saja ditawarkan lagi di periode berikutnya,” jelasnya kepada KONTAN, Minggu (7/9).

Praktisi migas, Hadi Ismoyo menilai, ide lelang serentak cukup bagus karena memberi investor alternatif pilihan lebih banyak.

“Tapi itu tidak otomatis menjamin minat ramai-ramai ikut tender. Investor tetap melihat commercial terms, data teknis, besar sumber daya, dan lokasi pasar, khususnya untuk gas,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (7/9).

Sementara itu, pengamat ekonomi energi Universitas Padjajaran, Yayan Satyaki, menilai keberhasilan lelang 75 WK bergantung pada kapasitas kelembagaan, khususnya SKK Migas.

“Jika sebagian besar WK itu sudah terdokumentasi dengan baik, idealnya bisa dilakukan. Proses review, evaluasi, dan due diligence memang lama, tapi doable jika sumber daya kelembagaannya kuat,” kata Yayan kepada KONTAN, Minggu (7/9).

Ia mengingatkan perlunya transparansi dan kepastian data sebelum lelang. Angka-angka WK Migas harus akurat, sehingga ketika terjadi due diligence antara pemerintah dan investor bisa benar-benar match.

Baca Juga: Target 1 Juta Jargas Berlanjut, Kementerian ESDM Siapkan Dana Rp 5,8 Triliun

Selanjutnya: OJK Anggap Modal Bank Mayapada Yang Cekak Hal Biasa

Menarik Dibaca: Ini Daftar 10 Perabot Ruang Makan yang Bikin Rumah Terlihat Ketinggalan Zaman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×