kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,63   -8,92   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM: Ekonomi lesu picu lambannya pertumbuhan listrik


Jumat, 06 Maret 2020 / 19:11 WIB
Kementerian ESDM: Ekonomi lesu picu lambannya pertumbuhan listrik
ILUSTRASI. Pekerja melintas di dekat salah satu tower Transmisi Line 150 kV Malili (Sulawesi Selatan)-Lasusua (Sulawesi Tenggara) di Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Senin (17/2/2020). Kementerian ESDM mengungkapkan lesunya kondisi perekonomian se


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan lesunya kondisi perekonomian sebagai penyebab lambannya pertumbuhan listrik khususnya pada sektor industri.

Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang wabah corona juga berpotensi mempengaruhi pertumbuhan konsumsi kelistrikan. "(Konsumsi listrik) kemungkinan bisa lebih rendah, tapi tahun ini masih berjalan," jelas Arifin di kantornya, Jumat (6/3).

Baca Juga: Biayai infrastruktur, Pemerintah beri izin badan usaha kelola aset negara dan BUMN

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana bilang berdasarkan hasil evaluasi, ditemukan bahwa kelambatan di sektor industri menjadi penyebab pertumbuhan listrik tak sesuai target.

Ia menuturkan, sebelumnya pemerintah memprediksikan pertumbuhan ekonomi 7%-8%, sehingga listrik bisa bertumbuh 1,2 kali lipatnya. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi ternyata hanya mencapai 5%, bahkan untuk listrik hanya sebesar 4,5%.

"Ada kelambatan di sektor industri, ya ekonomi lesu aja. Harga listrik tidak terlalu mahal, dibandingkan dengan ASEAN kita masih kompetitif dan kita lebih rendah dari beberapa negara lain," ungkap Rida di Gedung Kementerian ESDM

Rida melanjutkan, kondisi ini berdampak pada keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk itu, ia memastikan pemerintah telah mengambil sejumlah langkah antisipatif dengan cara menghubungkan PLN dengan calon pelanggan dari lintas sektor.

Baca Juga: Virus Corona ganggu ritme kerja aset MEDC di Thailand, produksi turun?

Menurutnya, dalam pertemuan antara pengembang smelter dan PLN maka ada potensi penambahan pelanggan sekitar 5 GW hingga 6 GW. Nantinya pembangunan smelter dan transmisi listrik milik PLN akan dilakukan beriringan.

Tak sampai di situ, Kementerian ESDM juga telah mempertemukan PLN dan pihak Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri, pariwisata khusus dan sektor perikanan. "(Potensinya) 16-an GW, lebih besar karena lebih banyak dan itu yang harus dikejar sama teman-teman PLN, ada (PLN) regional kan," ujar Rida.

Bahkan Rida mengungkapkan, sejak semula pihaknya telah menyurati sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk Pertamina agar proyek-proyek kilang yang ada menggunakan tenaga listrik dari PLN.

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) teken kerjasama dengan pengusaha truk Indonesia

Dalam catatan Kontan.co.id, Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Abumanan menjelaskan sinkronisasi ini dinilai dapat membantu PLN untuk mengalami pertumbuhan. Kendati demikian, Djoko belum bisa mengemukakan besaran pertumbuhan yang disasar.

Djoko memastikan upaya sinkronisasi telah dimulai pada sejumlah proyek khususnya proyek kilang milik Pertamina seperti Kilang Tuban, Cilacap dan Balongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×