kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementerian ESDM: Perlu ada akselerasi demi kejar target bauran EBT 23%


Jumat, 14 Agustus 2020 / 14:32 WIB
Kementerian ESDM: Perlu ada akselerasi demi kejar target bauran EBT 23%
ILUSTRASI. Energi baru terbarukan


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merasa perlu upaya akselerasi pemanfaatan sumber daya Energi Baru Terbarukan (EBT) demi mencapai target bauran 23% di 2025 mendatang.

Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hariyanto bilang, dari potensi EBT sebesar 420 Giga Watt (GW), pemanfaatannya baru mencapai 10,4 GW. Bahkan pengembangan EBT secara rata-rata dalam setahun masih tergolong rendah.

"Realisasi dan target ini masih harus terus dikejar sehingga jika mengikuti proyeksi business as usual saat ini maka pengembangan EBT baru sebesar 500 MW per tahun oleh karena itu target bauran 23% di 2025 tidak akan tercapai," kata Hariyanto dalam diskusi virtual, Jumat (14/8).

Baca Juga: Menteri ESDM soroti pengembangan bioenergi dan energi samudera dalam pemanfaatan EBT

Hariyanto mengungkapkan, dengan realisasi bauran yang baru mencapai 12,9% maka perlu ada upaya khusus demi mengejar target yang ditetapkan. Selain itu, pengembangan EBT juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 50% sampai 60%.

Pasalnya, dalam komitmen Paris Agreement, Indonesia berkomitmen menurunkan 29% emisi gas rumah kaca di 2030 mendatang. 

Di sisi lain, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengungkapkan pandemi Covid-19 juga memberi peluang untuk pengembangan EBT terlebih terjadi fluktuasi harga energi fosil.

"Kalau kami lihat dampaknya untuk pembangkit EBT tidak separah dengan pembangkit non EBT, ini membuka peluang untuk bisa lakukan recovery dengan manfaatkan EBT," ungkap Harris dalam kesempatan yang sama.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×