Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan 21 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN) untuk pengadaan biodiesel pada tahun 2023 mendatang.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana belum bisa merinci lebih jauh 21 BU BBN yang bakal menerima alokasi biodiesel tersebut. Namun, Dadan mengungkapkan akan ada penambahan kapasitas produksi biodiesel ke depannya.
"Kapasitas terpasang saat ini 16,65 juta kiloliter (kl) dan ada potensi tambahan," ungkap Dadan kepada Kontan, Kamis (3/11).
Baca Juga: Aprobi Dukung Implementasi B40 pada Tahun 2023
Dadan menjelaskan, tambahan kapasitas bersumber dari pabrik milik PT Energi Unggul Persada (EUP) sebesar 910 ribu kl. Saat ini proyek penambahan kapasitas produksi ini dalam tahapan commissioning. Tambahan lainnya bersumber dari PT SMART Tbk.
Selain itu, pada tahun ini kedua BU BBN tersebut pun tercatat telah meningkatkan kapasitas produksinya. PT SMART Tbk meningkatkan produksi menjadi 1,13 juta kl sementara PT Energi Unggul Persada kapasitasnya meningkat menjadi 2,31 juta kl.
"Sehingga total Kapasitas Terpasang Biodiesel tahun 2023 menjadi sebesar 17,60 juta KL. Sementara kebutuhan alokasi volume biodiesel (B100) apabila diimplementasikan B40 diperkirakan sebesar 15,03 juta KL," sambung Dadan.
Dengan kondisi tersebut, Dadan memastikan kapasitas aat ini masih lebih tinggi ketimbang kebutuhan pada tahun depan. Selain itu, setiap BU BBN pun dipastikan telah mempersiapkan produksi untuk spesifikasi B40.
Baca Juga: Gapki: Program B40 Bisa Jaga Stabilitas Harga Sawit di Dalam Negeri
Dadan menambahkan, sejak Juli 2022 Harga Indeks Pasar (HIP) biodiesel lebih rendah dari HIP solar. Dengan demikian, tidak ada pendanaan insentif dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS).
"Apabila diterapkan B40, maka volume solar akan berkurang sebesar 15,03 juta KL. Sehingga jika diasumsikan menggunakan kurs dollar terhadap rupiah saat ini sebesar Rp 15.697 dan HIP solar saat ini sebesar Rp 12.402 per liter, maka potensi penghematan negara dari implementasi B40 diperkirakan sebesar US$ 12,09 miliar," pungkas Dadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News