kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Perindustrian: 12 negara sepakat era industri 4.0


Kamis, 08 November 2018 / 21:09 WIB
Kementerian Perindustrian: 12 negara sepakat era industri 4.0
ILUSTRASI. Paragon Innovation Summit 2018


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Negara-negara di Asia Pasifik semakin memberikan perhatian yang serius untuk memasuki era revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk saling memperkuat dan melengkapi melalui pelaksanaan program regional yang strategis dengan membawa kesejahteraan ekonomi bersama.

Usai membuka Regional Conference on Industrial Development (RCID), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto percaya bahwa transformasi terhadap industri 4.0 akan membawa ke model bisnis baru pada industri manufaktur yang dapat memberi daya saing dan nilai tambah yang lebih tinggi.

Menurut Menperin, Konferensi Regional Pembangunan Industri ini bertujuan untuk berbagi mengenai kebijakan, pengalaman, teknologi, pengetahuan dan praktik terbaik terkait pengembangan sektor manufaktur dan implementasi industri 4.0. Pertemuan ini yang pertama digelar, dengan dihadiri para perwakilan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan expert.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian dan United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) ini berlangsung pada tanggal 8-9 November 2018. Konferensi ini dihadiri para perwakilan dari 12 negara di kawasan Asia Pasifik, antara lain Bangladesh, Bhutan, Jepang, Kamboja, Korea Utara, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Timor Leste, dan Vietnam.

“Salah satu programnya adalah capacity building. Misalnya, dari negara lain nanti ada yang ikut pelatihan di Indonesia, mereka melihat langsung industri yang menjadi pilot project di dalam Making Indonesia 4.0. Jadi, kita sharing pengalaman dan kebijakan Indonesia tentang penerapan industri 4.0,” paparnya dalam keterangan pers, Kamis (8/11).

Airlangga menjelaskan, untuk mengubah menjadi negara yang kompetitif di era revolusi industri 4.0, diperlukan integrasi konektivitas, teknologi, informasi dan komunikasi. Upaya ini mampu mengarahkan proses industri yang lebih efisien dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.

“Jadi, paradigma baru bergeser, yang memposisikan proses manufaktur sebagai hasil dari penggunaan internet yang memungkinkan terjadinya komunikasi antarmesin serta antara manusia dengan mesin secara real time, yang akan menciptakan smart products and smart services,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, Menperin dan Direktur Jenderal UNIDO Li Yong melakukan penandatanganan kerja sama amandemen Country Program 2016-2020. “Kerja sama akan diperluas untuk sektor lain, seperti terkait kegiatan packaging berbahan singkong, karena saat ini sustainability adalah key issue dalam konsep circular economy,” ujar Airlangga.

Dirjen UNIDO menyampaikan, pihaknya berharap para perwakilan negara Asia Pasifik yang hadir dalam konferensi ini dapat memanfaatkan kesempatan penting ini dalam menghadapi industri 4.0. Contohnya, melalui upaya kolaborasi antara Indonesia dan UNIDO untuk menjalankan beberapa visi dan strategi baru tentang industri 4.0 dalam membangun pertumbuhan ekonomi.

“Kami juga mendukung negara-negara lain untuk connect to industry 4.0. Ini forum yang penting untuk mengambil peluang dari industri 4.0. Selain itu, kami memberikan apresiasi ke Pemerintah Indonesia karena telah menjadi tuan rumah dalam event ini,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×