Reporter: Merlinda Riska, RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Imbas kisruh keterlambatan penerbangan (delay) Lion Air di bandara Soekarno Hatta pekan lalu, Kementerian Perhubungan (Kemhub) menurunkan tim audit ke maskapai milik Rusdi Kirana yang juga menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Suprasetyo, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kemhub mengatakan audit ini akan dikerjakan sebuah tim yang diketuai Direktur Angkutan Udara, dibantu Direktur Kelayakan Udara Pengoperasian Pesawat Udara dan Direktur Keamanan Penerbangan Kemhub.
Tim ini mulai bekerja Selasa (24/2) sampai akhir pekan ini. Tugasnya adalah untuk memastikan insiden keterlambatan seperti tempo hari tidak kembali terulang. "Ini audit review dari penyebab delay dan khusus untuk Lion Air," ujarnya kemarin (23/2).
Sembari mengaudit, Kemhub juga memerintahkan Lion Air menyampaikan standar prosedur operasional atau standart operating procedur (SOP) menyangkut sistem penanggulangan krisis atas pembatalan dan penundaan penerbangan. Pihak regulator ingin memastikan SOP yang Lion Air jalankan harus bisa melindungi hak konsumen, meski maskapai ini sudah meminta maaf.
Selama panduan operasional penerbangan ini belum Lion Air serahkan, maskapai ini tidak akan mendapat izin rute baru yang sudah mereka ajukan. Dalam catatan Kemhub, pasca Lion Air menambahkan Batam sebagai hub baru, maskapai ini kerap mengajukan penambahan izin rute baru saban minggu.
Selain itu, Kemhub menyatakan bakal membekukan beberapa izin rute baru milik Lion Air apabila selama 21 hari tidak segera beroperasi. "Misalnya rute Jakarta-Batam sehari ada lima kali terbang. Ternyata cuma terbang empat kali sehari. Yang satu jadwal lagi akan kami bekukan dan tidak bisa dihidupkan lagi," tandasnya.
Lion Air sendiri memastikan segera memperbaiki SOP penanganan krisis. Daniel Putut, Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasi PT Lion Mentari Airlines berjanji dua hari lagi SOP baru ini bakal diserahkan ke Kemhub.
Adapun perbaikannya mencakup pengaturan cadangan pesawat, prosedur penanganan krisis hingga ketersediaan tim khusus untuk menangani krisis akan segera dibuat.
Ia berharap dengan selesainya persoalan SOP ini, Lion Air bisa segera melanjutkan beberapa permintaan tambahan rute baru. Daniel mengakui saat ini pihaknya tengah banyak menyiapkan pembukaan rute untuk hub barunya di Batam ke beberapa wilayah Indonesia Timur.
Gerry Soedjatman, pengamat penerbangan menyambut baik rencana audit ini. Sebelum mengetok palu memang harus ada evaluasi soal masalah ini. Yang jelas, kejadian Lion Air ini menjadi pelajaran bagi semua maskapai juga pemerintah.
Kemhub tak boleh tinggal diam. Regulator janji segera merevisi peraturan tata cara kewajiban penanganan krisis akibat delay dengan memasukan tambahan sanksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News