kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kemperin temukan teknologi penentu kadar karet kering


Senin, 02 April 2018 / 19:04 WIB
Kemperin temukan teknologi penentu kadar karet kering
ILUSTRASI. Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus menggencarkan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang). Yang terbaru, hasil litbang yang diinisiasi oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang membahas mengenai penerapan teknologi light scattering berbasis mikrokontroler yang berfungsi untuk menentukan kadar karet kering.

Teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh industri karet alam nasional, khususnya yang mengolah jenis karet alam lembaran atau ribbed smoked sheet (RSS).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara menjelaskan teknologi tersebut memiliki akurasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode gravimetri yang lazim digunakan di Indonesia.

Ngakan menjelaskan, metode gravimetri dilakukan dengan cara memperbandingkan massa sesudah pengeringan dibandingkan dengan massa sebelum pengeringan. “Bagi beberapa perusahaan, metode gravimetri dianggap belum cukup akurat untuk menentukan kadar karet kering pada lateks, karena dalam praktiknya, penentuan kadar kering karet masih mengandalkan feeling dari operator,” tuturnya dalam keterangan pers, Senin (2/4).

Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pengembangan industri karet hilir di dalam negeri masih cukup prospektif karena Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil karet alam dengan produksi melebihi tiga juta ton per tahun.

“Apalagi, produksi karet alam nasional masih dapat ditingkatkan mengingat potensi lahan yang ada mencapai 3,5 juta hektare (ha) serta didukung oleh program-program penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pemerintah, institusi pendidikan maupun pihak swasta,” ungkap Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×