kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kemtan dorong tanaman sela di perkebunan


Rabu, 16 November 2016 / 19:16 WIB
Kemtan dorong tanaman sela di perkebunan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) berkomitmen tidak akan memberikan rekomendasi impor bagi jagung dan beras pada 2017. Untuk itu, mulai tahun depan Kemtan menargetkan dapat menambah tanaman jagung sekitar 3 juta hektare (ha) di seluruh Indonesia. 

Rinciannya, sebanyak 2 juta ha dilakukan di lahan yang sudah ditanam jagung saat ini, dan 1 juta ha lainnya akan ditanam di areal perkebunan. Artinya, Kemtan mendorong adanya integrasi tanaman pangan dengan perkebunan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan, yang akan ditanam di areal ini adalah padi, jagung dan kedelai (pajale). Namun yang paling mendesak adalah jagung.

Departemennya mendapat tugas untuk menanam jagung terintegrasi di lahan perkebunan sawit, kakao, karet dan sejumlah tanaman lainnya. Konsepnya, bagi lahan sawit yang baru melakukan replanting dan tanamannya masih berumur satu dan dua tahun, maka diminta agar ditanami jagung di sela-sela tanaman tersebut.

"Jadi kami minta kepada perusahaan baik itu swasta maupun PTPN untuk menanam jagung sebagai tanaman sela di lahan perkebunan mereka yang baru diremajakan," ujar Bambang, Rabu (16/11).

Kemtan mendorong agar instruksi itu dilakukan sebagai investasi. Kemtan juga berharap perusahaan swasta dan BUMN menggunakan modal sendiri untuk membeli benih dan mengembangkan tanaman sela tersebut. 

Namun bagi para petani sawit, dan karet, Kemtan juga meminta melakukan penanaman pajale di perkebunan mereka. Bedanya, Kemtan akan mendukung dalam bentuk penyediaan bibit dan pupuk agar tanaman ini dapat lekas tumbuh menghasilkan.

Pada tahun depan, Bambang bilang ada potensi lahan yang akan diremajakan seluas 400.000 ha hingga 500.000 ha di lahan perkebunan kelapa sawit. Nah lahan yang luas ini dapat digunakan untuk menanam jagung. 

Nantinya penanaman jagung ini akan berhenti ketika usia tanaman di lahan tersebut sudah memasuki empat sampai lima tahun. "Kami sudah coba ada lahan seluas 150.000 ha di Riau milik petani plasma untuk ditanami jagung pada akhir tahun ini," jelas Bambang.

Soal upaya mendorong perusahaan swasta dan petani menanam jagung di tengah-tengah perkebunan mereka, akan dikoordinasikan lewat Bupati dan Gubernur di daerah setempat. Nantinya akan ada surat dari Kemtan untuk meminta agar setiap daerah mendorong perusahaan perkebunan di wilayah mereka untuk menanam tanaman sela di perkebunan sawit, karet dan kakao yang masih muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×