kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kereta Api mengganjal penjualan bus


Selasa, 28 Oktober 2014 / 11:43 WIB
Kereta Api mengganjal penjualan bus
ILUSTRASI. Abdul Malik Fadjar


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perlambatan bisnis transportasi darat mempengaruhi kinerja penjualan bus. Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan bus sampai September 2014, melambat hingga 21% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sepanjang Januari - September 2014, penjualan kendaraan untuk kebutuhan transportasi darat ini hanya mencapai 1.487 unit. Padahal, pada periode waktu yang sama tahun lalu, penjualan bus ini tercatat sebanyak 1.885 unit. 

PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), selaku agen pemegang merek (APM) bus merek Hino mencatat penurunan penjualan sebesar 11,6%, menjadi 1.169 unit. Adapun periode yang sama tahun lalu, penjualan bus milik Hino tercatat 1.323 unit. 

Santiko Wardoyo, Sales and Promotion Director PT HMSI bilang, penurunan penjualan bus terjadi karena penurunan permintaan, baik di segmen light bus maupun di segmen medium bus. Selain itu, ada tren peralihan penggunaan moda transportasi. "Menurut saya, permintaan bus turun karena orang beralih ke transportasi keretaapi yang kini lebih bagus," kata Santiko kepada KONTAN, Senin (27/10).

Santiko menuturkan, beralihnya penumpang bus ke kereta api membuat bisnis perusahaan otobus (PO) terganggu. "Apalagi layanan kereta api lebih murah, sehingga banyak yang naik kereta api ketimbang naik bus" terang Santiko yang berharap agar pemerintah segera menghapus subsidi tarif keretaapi agar penjualan bus naik lagi.

Selain Hino, pemain lain di pasar bus adalah Mercedes-Benz. Mengacu data Gaikindo, penjualan bus ini mengalami penurunan hingga 43,4%. Pada periode Januari–September 2014, penjualan bus Mercedes Benz hanya 318 unit, turun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 562 unit. 

Sayangnya, Mercedes-Benz enggan berkomentar soal penurunan penjualan busnya ini. "Saat ini kami belum bisa sampaikan mengapa turun. Kami harus bicarakan terlebih dahulu," kata Elvera Makki, Deputy Director for Corporate Communications and Public Affairs of Mercedes-Benz Indonesia. 

Adapun pemain lain yang memasarkan bus di Indonesia adalah PT United Tractors Tbk (UNTR). Sayang, perusahaan yang terbilang baru memasarkan bus ini belum mau mengeluarkan angka penjualan per September. "Maaf angkanya tidak ada. Tapi target penjualan kami setahun tidak sampai 100 unit," kata Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR.

Adapun sampai semester I-2014 lalu, penjualan bus Scania tercatat 40 unit. Untuk mendongkrak penjualan, UNTR belakangan gencar ikut tender pengadaan bus perkotaan, salah satunya untuk kebutuhan bus Transjakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×