kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerugian dunia usaha akibat banjir 2020 capai Rp 1 triliun


Minggu, 12 Januari 2020 / 17:59 WIB
Kerugian dunia usaha akibat banjir 2020 capai Rp 1 triliun
ILUSTRASI. Pemukiman warga terendam banjir di kawasan Cipinang, Jakarta, Rabu (01/01).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya pada awal tahun ini membuat berbagai aktivitas bisnis lumpuh total. Hitungan Himpunan Pengusahan Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta, kerugian akibat banjir mencapai Rp 1 triliun.

Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menjelaskan, kerugian tersebut menghitung perputaran uang selama libur tahun baru yang biasanya melonjak tajam. 

Banjir yang terjadi mulai 1 Januari lalu tergolong diluar perkiraan dan sangat memukul pelaku usaha diberbagai sektor seperti ritel, restoran, pelaku UMKM, pengelola destinasi wisata, pengelola taksi, hingga transportasi online seperti Grab dan Gojek.

Baca Juga: Barang milik negara terdampak banjir, kerugiannya capai Rp 50,6 miliar

"Kerugian transaksi atau perputaran uang diperkirakan mencapai triliun," kata Sarman dalam siaran pers, Minggu (12/1). Perkiraan kerugian tersebut dengan asumsi perhitungan sebagai berikut.

Pertama, sektor ritel diperkirakan ada 400 toko ritel terkena dampak langsung karena tidak bisa membuka pelayan bagi pelanggan. Jika satu toko memiliki pelanggan sekitar 100 orang dikali 400 toko jumlah pelanggan capai 40.000. Dengan asumsi belanja rata-rata Rp 250.000, maka kerugian diperkirakan mencapai Rp 10 miliar per hari.

"Ini belum termasuk toko ritel yang ada di dalam pusat perbelanjaan dan pasar tradisional," jelas Sarman yang juga Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).

Baca Juga: Kerugian IKM korban banjir mencapai miliaran rupiah

Ia menambahkan, pusat perbelanjaan di Jakarta ada sekitar 82 dengan rata-rata pengunjung saat libur tahun baru mencapai 5.000 orang. Asumsikan belanja makan dan minum minimal Rp 200.000, maka transaksi setara Rp 82 miliar per hari.

"Jika pengunjung turun sekitar 50% maka kerugian transaksi mencapai Rp 41 miliar per hari," hitung dia.

Data dari Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia DKI Jakarta terdapat 28 pasar tradisional yang terkena imbas banjir dengan jumlah pedagang sebanyak 250 per pasar. Artinya total 7.000 pedagang yang terimbas banjir. Jika rata rata penjualan sekitar Rp 500.000 per pedagang maka kerugian transaksi mencapai Rp 3,5 miliar.

Sarman menambahkan, sektor pariwisata merupakan pusat hiburan di Jakarta yang biasanya dikunjungi warga Jabodetabek saat liburan tahun baru seperti Ancol, Kota tua, Monas, TMII, Kebun Binatang Ragunan juga terkena imbas.

"Setiap tahun biasanya dikunjungi ratusan ribu orang, namun akibat banjir, mengalami penurunan antara 50% sampai 70%," ujar dia.

Hal itu berdasarkan asumsi sebagai berikut.

  • Ancol : Target pengunjung Ancol selama dua hari (31 Desember 2019 & 1 Januari 2020) setidaknya 230.000 orang. Data yang masuk hingga pukul 17.00 WIB mencapai 64.673 orang, total pengunjung diperkirakan mencapai 75.000 pengunjung. Sedangkan tanggal 1 Januari 2020 merosot tajam akibat banjir. Artinya dari target awal ada selisih 155.000 orang, jika rata - rata mengeluarkan biaya tiket, parkir dan makan minum sebesar Rp 100.000 maka kerugian transaksi sebesar Rp 15,5 miliar.
  • Kota Tua : Data pengunjung tanggal 25 Desember 2019 mencapai 42.426 orang dan biasanya untuk tanggal 1 Januari akan naik lagi sebesar 50% menjadi 63.000 pengunjung. Setidaknya ada 6 spot di kota tua yang wajib dikunjungi seperti Museum Fatahillah, museum wayang, sewa sepeda, foto cosplay dan museum Bank Indonesia. Dengan total pengeluaran sebesar Rp.55.000 per orang maka kerugian transaksi bisa mencapai Rp 3,465 miliar.
  • Monas : Jumlah Pengunjung Monas meningkat di Libur Natal 2019, yakni total sebanyak 137.118 Pengunjung. Artinya pada saat libur tahun baru akan mengalami peningkatan sebesar 50% menjadi 205.500. Jika rata rata mengeluarkan Rp 50.000 per orang maka kerugian transaksi mencapai Rp 10,275 miliar
  • TMII : Data 2019 jumlah pengunjung mencapai 100.000 orang jika dibanding tahun baru 2020 hanya mencapai 37.000. Artinya terjadi penurunan hingga 63%. Jika per orang mengeluarkan biaya tiket, parkir dan makan atau minum sebesar Rp 50.000 maka kerugian transaksi mencapai Rp 3,150 miliar.
  • KB Ragunan : Data 2019 jumlah pengunjung 160.000, dibanding pengunjung tahun baru 2020 jumlah pengunjung hanya 25.000. Artinya berkurang mencapai 135.000 pengunjung. Jika rata rata mengeluarkan biaya tiket, parkir dan makan dan minum sebesar Rp.40.000 per orang, maka kerugian transaksi Rp. 5,4 miliar.
  • Restoran : Jumlah outlet restoran di DKI Jakarta sebanyak 3.957 toko. Penurunan omzet rata - rata 50%. Jika setiap restoran memiliki transaksi minimal Rp 2 juta saja maka kerugian transaksi mencapai Rp 7,91 miliar.
  • Transportasi : Dari sisi transportasi Taxi, Grab dan Gojek yang mengalami penurunan omzet mencapai 70%. Jumlah taksi online di Jabodetabek mencapai 36.000 kenderaan. Jika omzet menurun rata - rata Rp 100.000 maka kerugian transaksi mencapai Rp 3,6 miliar. Sedangkan jumlah ojek online di Jabodetabek mencapai 1,25 juta pengemudi. Jika omzet turun menjadi rata - rata Rp 25.000 maka kerugian transaksi mencapai Rp 31,25 miliar.  

"Hal ini belum termasuk kerugian yang dialami langsung pelaku usaha seperti 1.500 unit taksi yang terendam," ungkap dia. Sarman memperkirakan, jika dirata-ratakan harga setiap taksi Rp 200 juta maka kerugian mencapai Rp 300 miliar.

"Jika kita jumlahkan secara keseluruhan kerugian transaksi dari sisi perputaran uang akibat banjir 2020 bisa mencapai sebesar Rp135,0 miliar per hari. Namun karena banjir terjadi selama 5 hari di musim liburan maka taksiran kerugian mencapai minimal Rp 675.270.000.000.

Nah, jika ditambah dengan kerugian langsung dari taksi dan pedagang pasar yang mencapai Rp 370 miliar, maka perkiraan kerugian tembus Rp 1,04 triliun," jelas Sarman.

Walau mencetak kerugian fantastis, Sarman tetap mendukung penuh langkah taktis dan strategis yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah penyanggga Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) untuk menghadapi potensi banjir selanjutnya.

"Kami juga tegaskan bahwa kami tidak akan melakukan gugatan apapun kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Jika ada kelompok dunia usaha yang melakukan itu sah sah saja akan tetapi sangat disayangkan karena ini adalah siklus alam yang susah untuk diprediksi," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×