kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KIJA kembalikan budaya Banten di Tanjung Lesung


Rabu, 15 April 2015 / 20:30 WIB
KIJA kembalikan budaya Banten di Tanjung Lesung


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menjadi pengembang yang bakal menggarap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten. Manajemen berjanji akan mengembalikan budaya Banten yang sempat hilang.

"Karena dari sisi budaya, sebenarnya Banten juga memiliki budaya yang bisa ditonjolkan," ujar Direktur Utama Jababeka Setyono Djuandi Darmono, (15/4).

Jika melihat Banten saat ini, masyarakat hanya kenal budaya Suku Badui saja. Selebihnya, Banten hanyalah merupakan kota yang diisi oleh kawasan-kawasan industri.

Padahal, zaman dulu kala Banten memiliki keraton yang besar dan kuat seiring dengan kuatnya kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Sayang, keraton tersebut hilang ketika kedatangan Belanda, konflik internal dan seiring berjalannya waktu.

Oleh sebab itu, akan ada budaya yang 'dijual' dalam pengembangan kawasan ini. "Nanti, di spot tertentu kami akan bangun beberapa replika keraton Banten zaman dulu," tambah Darmono.

Dengan begitu, masyarakat sekitar dan wisatawan akan kembali diingatkan oleh kejayaan Banten tempo dulu.

Selain itu, Jababeka juga akan menonjolkan aspek alam yang bisa dijual. Anak Krakatau letaknya dekat dengan Tanjung Lesung. Dengan kecepatan 30 knot, para wisatawan bisa sampai ke gunung berapi aktif itu hanya dalam waktu tempuh satu jam. Selama perjalanan, wisatawan juga bisa melihat spot ikan marlin biru yang jarang ditemukan di perairan dunia.

Ujung Kulon juga bakal dimanfaatkan untuk memanjakan wisatawan. Disitu ada satwa sejenis kera yang hanya berukuran sebesar jempol. Kera ini hanya ada di Ujung Kulon dan Brazil. Nah, soal Ujung Kulon berarti ingat badak bercula satu.

Jababeka juga akan membangun kebun binatang yang di dalamnya juga akan diisi badak bercula satu. Jadi, wisatawan tidak perlu repot-repot ke spot badak di hutan di Ujung Kulon.

"Kecuali kalau mau seru-seruan, datang ke hutan, nunggu di sana sampai tiga minggu enggak pindah-pindah," pungkas Darmono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×