Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyelesaikan pembangunan empat unit tangki baru di Kilang Balongan. Keempat tangki tersebut masing-masing memiliki kapasitas 29 ribu m3.
"Selain proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM dan Non BBM, hal lain yang juga tak kalah pentingnya dalam operasional kilang adalah manajemen inventori, baik terkait bahan bakunya, juga produk yang dihasilkan," kata Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Senin (29/9).
Milla mengungkapkan, dengan selesainya empat tangki baru di Kilang Balongan akan meningkatkan fleksibilitas Kilang Balongan dalam hal manajemen inventori produk BBM. Hingga saat ini, Kilang Balongan mengoperasikan lebih dari 70 tanki bahan baku dan produk
Baca Juga: Pertamina EP Jatibarang Resmikan Produksi Cairan Perdana dari SP Akasia Bagus Stage 1
Kilang Balongan sendiri memiliki fungsi strategis untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat. Proses distribusi dari Kilang Balongan selain dilakukan melalui jalur pipa, distribusi juga dilakukan melalui kapal.
Menurut Mila, Kilang Balongan merupakan kilang paling kompleks yang dikelola Pertamina saat ini. Kompleksitas kilang ditandai dengan indikator Nelson Complexity Index atau NCI di angka 11,9. NCI menggambarkan kompleksitas kilang.
"Semakin tinggi nilai NCI, maka kilang tersebut menghasilkan lebih banyak produk berkualitas tinggi dan proses produksi lebih efisien," jelas Milla.
Adapun, proyek tangki tersebut dimulai pada Agustus 2023 dan pertengahan tahun 2025 ini telah diselesaikan. Saat ini, tangki tersebut juga telah digunakan.
"Pekerjaan pembangunan tangki ini juga menjadi salah satu kebanggaan KPI, karena mencatatkan pencapaian jam kerja selamat dari awal hingga 30 Juni 2025 diatas 1 juta jam kerja aman. Seluruh tenaga kerja yang terlibat juga 100% adalah tenaga kerja dalam negeri," jelas Milla.
Selain itu, menurut Milla, KPI mendukung pemakaian produk dalam negeri dalam proyek tersebut.
"Kami yakin, produk dalam negeri memiliki kualitas yang memadai dalam industri migas. Penggunaan produk dalam negeri mencapai angka sekitar 58% dari target awal di angka 56%. Ini merupakan salah satu cara KPI memberikan efek multiplier kepada banyak pihak," tutup Milla.
Baca Juga: Program Modernisasi 1.000 Kapal Nelayan Jadi Angin Segar Industri Galangan Kapal
Selanjutnya: Prabowo Sebut Telah Menutup 1.000 Tambang Timah Ilegal di Babel
Menarik Dibaca: Rekor Lagi, Harga Emas Mencapai Level US$ 3.799 per troi ons
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News