kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kimia Farma (KAEF) targetkan kurangi impor bahan baku obat dari China hingga 15%


Rabu, 05 Februari 2020 / 19:53 WIB
Kimia Farma (KAEF) targetkan kurangi impor bahan baku obat dari China hingga 15%
ILUSTRASI. Suasana pameran Indonesia Business & Development Expo di Jakarta, Rabu (20/9). Kimia Farma (KAEF) targetkan kurangi impor bahan baku obat dari China hingga 15%.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menargetkan akan menekan ketergantungan bahan Baku Obat (BBO) nasional hingga 15% pada 2021. Selama ini, sekitar 90% bahan baku obat (BBO) KAEF masih diimpor dari China dan India. 

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, dengan adanya holding BUMN Farmasi ini, akan memperkuat kemandirian farmasi "Selama ini 90% bahan baku obat masih diimpor 60% dari China dan sisanya dari India" jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/2).

Baca Juga: Holding BUMN Farmasi optimistis dapat kuasai pangsa pasar nasional di 2020

Impor bahan baku yang masih masif ini menurut Honesti membuat devisa negara tertekan. Adapun dengan adanya holding farmasi targetnya di akhir 2020 nanti bisa mengurangi impor bahan baku sebesar 5% karena pabrik baru beroperasi di tahun ini. 

Adapun di 2021 impor bahan baku bisa ditingkatkan tiga kali lipatnya atau mencapai 15% sehingga impor bahan baku obat dapat ditekan menjadi 75%.  Dalam memuluskan targetnya ini, Honesti menjelaskan, Kimia Farma sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun. 

Baca Juga: Indofarma (INAF) telah mengalihkan 80,66% saham ke Bio Farma

Belanja modal akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik, khususnya bagi pabrik yang sedang dibangun yakni di kawasan Banjaran Kabupaten Bandung. Adapun belanja modal juga dialokasikan untuk pabrik KAEF di Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).  

Baca Juga: Phapros (PEHA) akan luncurkan 12 produk baru untuk bidik pertumbuhan dobel digit

Honesti tidak menampik, industri farmasi tidak akan bisa menihilkan impor bahan baku karena industri kimia dasar belum bisa menopang kebutuhan bahan baku farmasi. 

Adapun untuk bahan baku yang akan diprioritaskan untuk diproduksi tahun ini adalah bahan baku kolesterol, diabetes dan kosmetik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×