kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Sampoerna Agro (SGRO) terdongkrak kenaikan harga CPO di semester I-2020


Selasa, 04 Agustus 2020 / 21:26 WIB
Kinerja Sampoerna Agro (SGRO) terdongkrak kenaikan harga CPO di semester I-2020
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi, Jumat (10/7/2020).Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat permintaan produk sawit dunia mulai bergerak naik yang ditandai naiknya harga Crude Palm


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

Kendati demikian, kenaikan pengeluaran pada sejumlah pos beban tidak lantas menekan kinerja bottom line SGRO.

Setelah penjualan bersih dikurangi beban pokok penjualan, beban penjualan dan pemasaran, serta pengeluaran-pengeluaran lainnya, SGRO berhasil mengantongi Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 971 juta di semester I 2020. Sebelumnya, SGRO membukukan rugi bersih Rp 19,22 miliar pada semester I 2019 lalu.

Ke depannya, Michael optimistis bahwa harga komoditas CPO masih memiliki prospek yang positif, setidaknya di kuartal III 2020.

Katalis positif salah satunya berasal dari kebutuhan CPO yang diperkirakan meningkat, baik di sektor energi untuk kebutuhan pembuatan biofuel maupun di sektor hotel, restoran dan kafe (horeka) seiring pulihnya aktivitas ekonomi di sejumlah negara.

Meski begitu, kondisi tersebut tidak lantas membuat SGRO ingin menggenjot produksi CPO. Michael bilang, saat ini pihaknya masih melakukan survei kesiapan panen dari buah-buah sawit yang dimiliki.

Dari hasil survei tersebut, SGRO nantinya akan menentukan apakah perusahaan akan lanjut mengejar target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya atau menetapkan revisi.

Baca Juga: Harga jual meningkat, penjualan Sampoerna Agro (SGRO) tumbuh 19,36% di kuartal I

Catatan saja, sebelumnya SGRO sempat menargetkan pertumbuhan produksi sebesar 5% dari kebun inti dibanding realisasi tahun lalu.

“Kami baru bisa mendapatkan gambaran lebih jelas mungkin sekitar akhir Agustus nanti,” ujar Michael.

Sejauh ini, SGRO telah menyerap Rp 217 miliar dari total anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 600 miliar di semester I 2020.

Sekitar  70% serapan capex tersebut digunakan untuk investasi dan pemeliharaan aset tanaman, sedang 30% sisanya untuk perawatan aset tetap seperti gedung, infrastruktur jalan, dan sebagainya.

Penggunaan sisa capex di semester kedua akan disesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×