Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk mencatatkan kinerja penjualan yang gemilang di enam bulan pertama. Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, emiten berkode saham SMAR tersebut membukukan penjualan bersih sebesar Rp 19,07 triliun, atau tumbuh 7,11% dibanding realisasi periode sama tahun lalu.
Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food SMAR, Pinta S. Chandra mengatakan, pertumbuhan penjualan bersih SMAR didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata pada minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan produk-produk turunan CPO yang diproduksi perusahaan.
Maklum, sebagian besar penjualan SMAR memang berasal dari penjualan CPO berikut produk-produk turunannya. Pada semester I 2020, segmen produk kelapa sawit SMAR tercatat menyumbang Rp 17,67 triliun atau setara dengan 92,69% dari total penjualan perusahaan.
Baca Juga: Sinarmas Agro (SMAR) sambut D100, emiten CPO lain belum bakal garap bisnis biodiesel
Realisasi tersebut naik 6,66% dibanding penjualan produk kelapa sawit semester I 2019 yang hanya mencapai Rp 16,57 triliun. Sementara itu, segmen usaha lainnya tercatat menyumbang penjualan sebesar Rp 1,39 triliun di semester I 2020, naik 13,06% dibanding realisasi semester I 2019 yang mencapai Rp 1,23 triliun.
“Sepanjang semester I 2020, penjualan bersih SMAR tumbuh 7,1% yoy didukung oleh peningkatan harga jual rata-rata (CPO dan turunannya) yang diimbangi dengan penurunan kuantitas penjualan,” terang Pinta kepada Kontan.co.id, Rabu (5/8).
Kendati demikian, pertumbuhan penjualan bersih yang didapat oleh SMAR juga diiringi oleh kenaikan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat naik tipis 4,81% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 16,92 triliun di semester I 2020. Sebelumnya, beban pokok penjualan SMAR tercatat sebesar Rp 16,14 triliun pada semester I 2019 lalu.
Kenaikan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban usaha serta beban bunga dan keuangan lainnya. Melansir laporan keuangan perusahaan, beban usaha SMAR naik 23,57% yoy dari semula Rp 1,35 triliun di semester I 2019 menjadi Rp 1,67 triliun di semester I 2020. Sementara itu, beban bunga dan keuangan lainnya naik 16,73% yoy dari Rp 273,19 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 318,90 miliar di semester I 2020.
Tidak hanya itu, SMAR juga menanggung rugi selisih kurs - bersih sebesar Rp 279,26 miliar di semester I 2020. Padahal, sebelumnya SMAR membukukan laba selisih kurs - bersih sebesar Rp 269,45 miliar pada akun yang sama di semester I 2019 lalu.
Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) siap optimalkan penjualan di semester II-2020
Walhasil, setelah penjualan bersih dikurangi beban pokok penjualan, beban usaha, serta pengeluaran-pengeluaran lainnya, SMAR hanya mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 10,77 miliar di semester I 2020. Realisasi tersebut merosot 96,24%dibanding realisais semester I 2019 yang mencapai Rp 287,17 miliar.
“Laba bersih mencatat penurunan sebesar 96,2% terutama karena dibukukannya rugi selisih kurs pada semester ini, dibandingkan dengan laba bersih selisih kurs yang dicatat pada periode sama tahun lalu,” terang Pinta.
Per 30 Juni 2020 lalu, aset SMAR tercatat sebesar Rp 31,13 triliun. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar Rp 10,94 triliun dan liabilitas sebesar Rp 20,18 triliun.
Sementara itu, kas dan setara kas akhir periode SMAR tercatat sebesar Rp 3,40 triliun per 30 Juni 2020. Angka tersebut melejit 250,86% dibanding kas dan setara kas awall periode tahun buku 2020 yang tercatat sebesar Rp 969,28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News