Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Bahkan, pandemi menjadi ’’berkah’’ bagi Polytama yang mampu meningkatkan penjualan hingga periode 31 Agustus 2021.
Baca Juga: Raih Sertifikasi ISO 37001-2016, TubanPetro optimistis kinerjanya kian baik
Polytama Propindo berhasil meraih penjualan sebesar US$205,51 juta atau naik 54 persen dari US$133,81 juta di periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan Petro Oxo Nusantara meraih penjualan sebesar US$174,89 juta atau naik 105 persen dari US$85,38 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja positif yang diraih Polytama diperoleh seiring naiknya permintaan produk polypropylene yang banyak digunakan untuk bahan dasar alat kesehatan seperti alat pelindung diri (APD), dan masker, di samping masih belum lancarnya supply chain dari polypropylene impor.
Dalam memenuhi permintaan pasar dan kebutuhan konsumen, Polytama secara konsisten melakukan inovasi dalam proses produksi dan pengembangan produk. Inovasi yang dilakukan pada tahun 2020 adalah mengganti sebagian bahan bakar boiler dari industrial diesel oil menjadi gas alam yang akan menghemat biaya produksi.
Sementara Petro Oxo Nusantara (PON), juga mampu mempertahankan kinerja seiring dengan permintaan produk 2-EH, khususnya mulai semester kedua 2020 karena kenaikan permintaan produk-produk kesehatan untuk APD, terutama sarung tangan.
Bahkan di Agustus 2021 melakukan ekspor perdana produk Isobutyl Aldehyde (IBAL) ke Cina, sejalan dengan arahan Pertamina untuk go global.
Kapasitas produksi 150.000 MT untuk Ethyl Hexanol dan Isobutanol menjadikan PON sebagai produsen terbesar di Indonesia, dengan penjualan 80% ekspor.
PON juga berencana diversifikasi produk dengan menggantikan produk Iso-Butyl Alcohol (IBA) menjadi Neo Pentyl Glycol (NPG) telah dimulai oleh PON dengan menyelesaikan Pra Feasibility Study di akhir 2020.
Baca Juga: TPPI menerima pengelolaan kilang elpiji Tuban LPG Indonesia (TLI) dari negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News