kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Komoditas batubara masih menopang penjualan truk


Kamis, 26 Juli 2018 / 11:45 WIB
Komoditas batubara masih menopang penjualan truk


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Efek dari kenaikan harga batubara sejak semester kedua tahun 2016 silam, masih terasa hingga tahun ini. Tak ayal, penjual truk kelas berat atau heavy duty mengaku, sektor tambang batubara menjadi penopang pasar.

Contohnya PT Wahana Inti Selaras, importir dan pemegang merek truk Volvo di Indonesia. Mereka bermain pada segmen truk kelas berat dengan dua pilihan mesin, yakni 13.000 cc dan 16.000 cc. "Sekitar 80%-90% total penjualan kami untuk sektor pertambangan," ungkap Bambang Prijono, Chief Executive Officer PT Wahana Inti Selaras di Bogor, Selasa (24/7).

Menurut catatan Wahana Inti, dalam setahun biasanya 2.000 unit truk kelas berat asal Eropa masuk Indonesia. Mereka mengklaim, menguasai 30%-35% pangsa pasar tersebut. Adapun Scania menjadi truk kelas berat asal Eropa yang paling banyak dipasarkan di Indonesia.

Selama Januari hingga Juni lalu, Wahana Inti sudah mengirimkan sebanyak 300 unit truk Volvo kepada konsumen. Perusahaan tersebut menargetkan total pengiriman truk Volvo pada tahun ini bisa mencapai 600-700 unit.

Sementara itu, PT Eka Dharma Jaya Sakti, perusahaan yang khusus menjajakan truk Volvo di Kalimantan dan Sulawesi, menargetkan total penjualan 635 unit truk pada tahun ini. Mayoritas berupa truk Volvo FMX 440 dengan 12 roda. Pantas P. Sihombing, Direktur PT Eka Dharma Jaya Sakti mengatakan, target penjualan tahun ini 100 unit lebih banyak ketimbang realisasi penjualan tahun lalu

Sedikit berbeda, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors mengaku tak cuma sektor pertambangan batubara yang menyangga penjualan. "Sektor konstruksi, perkebunan terutama kelapa sawit dan pertambangan dengan komoditas batubara merupakan faktor pendorong penjualan kendaraan niaga," tutur Duljiatmono, Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (24/7).

Maklumlah, pangsa pasar Krama Yudha lebih luas daripada Wahana Inti. Perusahaan manufaktur dan distributor kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) itu juga melego truk kelas sedang atau medium heavy dan truk kelas ringan atau light truck. Tiga kategori produk mereka meliputi Colt Diesel, Fuso dan Tractor Head. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, tahun lalu Mitsubishi Fuso terjual 42.319 unit atau tumbuh 28% dibandingkan realisasi penjualan tahun sebelumnya yakni 33.061 unit. Pada paruh kedua tahun ini, Krama Yudha berharap mampu melanjutkan pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×