kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.991.000   -25.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.870   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.634   96,11   1,47%
  • KOMPAS100 956   17,31   1,84%
  • LQ45 745   14,47   1,98%
  • ISSI 210   1,42   0,68%
  • IDX30 387   9,07   2,40%
  • IDXHIDIV20 467   9,05   1,98%
  • IDX80 108   1,86   1,75%
  • IDXV30 114   1,02   0,91%
  • IDXQ30 127   3,44   2,78%

Komoditas Karet Terancam Tarif Trump, Ini Kebijakan yang Disiapkan Kemendag


Rabu, 23 April 2025 / 21:17 WIB
Komoditas Karet Terancam Tarif Trump, Ini Kebijakan yang Disiapkan Kemendag
ILUSTRASI. Karet salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia ke AS. Sepanjang tahun 2024, ekspor karet dan produk turunannya ke AS mencapai 617,5 ribu ton. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Karet merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Sepanjang tahun 2024, volume ekspor karet dan produk turunannya ke AS mencapai 617,5 ribu ton, menjadikannya salah satu penyumbang devisa yang signifikan.

Sementara, pada kuartal pertama tahun 2025 (Januari–Maret), angka ekspor tercatat mengalami penurunan dengan hanya 85,6 ribu ton.

Dengan potensi penerapan kembali tarif impor era Presiden Trump, pelaku industri karet nasional menghadapi ancaman serius.

Tanpa adanya langkah mitigasi dari Pemerintah, sektor ekspor karet dan turunannya diperkirakan akan mengalami guncangan besar yang berdampak langsung terhadap petani, pekerja, dan pelaku usaha di sektor ini.

Dalam menghadapi potensi hambatan perdagangan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyiapkan serangkaian kebijakan strategis, yang mencakup deregulasi bahan baku impor, hilirisasi industri karet nasional, dan perluasan diversifikasi pasar yang ditujukan untuk kemudahan berusaha dan peningkatan daya saing termasuk di sektor karet.

Baca Juga: Tarif Impor Balasan dari AS Ancam Ekspor Karet Nasional,Industri Ban Paling Terdampak

"Deregulasi ekspor dan impor penting untuk mendukung perkembangan hilirisasi industri karet nasional karena saat ini 85% karet Indonesia masih dijual dalam bentuk mentah. Hilirisasi bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan mendorong penciptaan lapangan kerja," terang Direktur Pengamanan Perdagangan, Reza Pahlevi Chairul, kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).

Selain itu, pemerintah saat ini sedang berupaya melakukan diversifikasi pasar dalam bentuk perluasan peluang ekspor ke negara-negara baru seperti di Afrika, Asia Selatan, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

Upaya ini nantinya akan dibantu oleh perwakilan perdagangan (Perwadag) Indonesia di seluruh dunia. 

"Selain itu, Perwadag juga memantau setiap potensi hambatan yang mungkin dihadapi ekspor produk karet Indonesia dan membantu melakukan upaya penanganan hambatan tersebut," pungkas Reza

Selanjutnya: Simak Rekomendasi Teknikal Saham INTP, ICBP, PTRO untuk Perdagangan Kamis (24/4)

Menarik Dibaca: Optimalkan Tumbuh Kembang, Alfamidi Dorong Keluarga Menjaga Pencernaan Balita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×