kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konglomerat berebut bisnis internet dan TV


Selasa, 08 Juli 2014 / 10:18 WIB
Konglomerat berebut bisnis internet dan TV
ILUSTRASI. Fitur baru Telegram.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Para konglomerat kini sedang gandrung bermain di bisnis media berbasis internet. Selain menyediakan layanan internet, berikut pula konten termasuk layanan televisi berbayar.

Yang terbaru, Grup Sinar Mas baru saja melansir Innovate. Merek konten internet sekaligus TV berbayar. Lewat bendera PT Mora Quantro Multi (MQM), Grup Sinar Mas bertarung di pasar layanan internet dan konten yang kian sengit.

Menurut Syakieb Sungkar, Vice President Comercial PT Mora Quantro Multimedia, pihaknya bakal merogok kocek cukup dalam untuk mengembangkan bisnis, yakni dengan memakai teknologi kabel optik yang diklaim punya kualitas lebih baik. "Pelanggan baru 20.000 pelanggan," katanya, minggu lalu (2/7).

Grup MNC sendiri sebelumnya sudah mengantisipasi kehadiran Innovate ini. Lewat PT MNC Kabel Mediakom, anak usaha ini siap meramaikan bisnis jaringan internet berbasis kabel optik. Grup MNC sudah menyiapkan dana hingga US$ 400 juta untuk bisa segera merangsek pasar.

Chief Commercial Officer (CCO) MNC Kabel Mediakom Ade Tjandra menyatakan, selama tiga tahun ke depan siap menyambung dua juta sambungan kabel optik (homepass) di 15 kota besar. "Investasi selama tiga tahun sebesar US$ 400 juta untuk dua juta sambungan. Separuhnya atau satu juta sambungan akan ada di kota besar seperti Jakarta," kata Ade kepada KONTAN baru-baru ini.

Bisnis internet

Dengan pembangunan broadband berbasis kabel optik ini, MNC memakai teknologi milik ZTE, yaitu gigabit passive optical network (GPON) dan fiber to the home (FTOH). ia mengklaim, ultra-broadband internet service ini dapat menghasilkan kecepatan koneksi internet hingga 200 megabit per detik (Mbps).

Ade bilang, koneksi internet yang menggunakan merek MNC Play sudah dikomersilkan sejak Mei lalu di beberapa wilayah di Jakarta, yakni Sunter dan Kebayoran. Wilayah lain, seperti Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Bali, Palembang, Medan dan Lampung masih menunggu penyelesaian sambungan kabel optik "Di kuartal tiga akan peresemian. Sampai saat ini sudah ada kurang dari 5.000 pelanggan," katanya.

Selain internet MNC Play juga menawarkan program televaisi berbayar dengan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) yang turut menawarkan televisi berbayar Indovision. Sehingga, konten tayangannya pun sama. "Kami yakin tidak akan saling memakan, justru saling melengkapi. Sebab, nanti ke depannya MNC Play berbasis kabel optik akan difokuskan di perkotaan sedangkan Indovision berbasis satelit akan difokuskan di kawasan rural (secondary tier)," papar Ade.

Harga yang ditawarkan kedua produk ini, internet plus tv berbayar mulai dari Rp 353.500 per bulan. Menurut Ade, karena MNC Play menyasar segmen premium perkotaan yakni kelas A dan B, harga berlangganan pun diputuskan berkonsep pasca bayar. "Kami yakin pelanggan di segmen ini masih tinggi, mengingat data penetrasi internet di Indonesia baru 5% sedangkan penetrasi tv berbayar baru 7%-8%," imbuh Ade.

Sebelumnya, PT Supra Primatama Nusantara (Biznet Network) hingga semester satu ini menargetkan bisa menambah panjang fiber optik menjadi 9.000 kilometer (km). Panjang fiber optik yang bertambah ini diharapkan bisa menggenjot jumlah pelanggannya jadi 70.000 pelanggan.

Presiden Direktur Biznet Network Adi Kusma bilang, pada kuartal satu tahun ini panjang fiber optiknya mencapai 8.000 km dengan jumlah pelanggannya yang mencapai 50.000 pelanggan. Pembangunan fiber optik yang terbaru ini akan menyambungkan ke daerah-daerah di luar Jakarta. "Ada beberapa kota baru yang kami bangun fiber optik ini. Tapi saat ini baru dalam tahap pembangunan belum launching," kata Adi.

PT First Media Tbk (KBLV) milik Grup Lippo menargetkan tahun ini jumlah pelanggannya mencapai 770.000 pelanggan. Caranya, dengan membangun 238.000 homepass. Menurut Direktur First Media, Dicky Moechtar, sampai pengujung 2013, jumlah homepass perusahaan tersebut mencapai 1,2 juta homepass. Pada Q I-2014, KBLV telah membangun sekitar 65.000 homepass baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×