kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,19   -11,35   -1.25%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi listrik lesu, PLN hitung potensi penurunan serapan batubara


Kamis, 04 Juni 2020 / 16:27 WIB
Konsumsi listrik lesu, PLN hitung potensi penurunan serapan batubara
ILUSTRASI. Suasana aktivitas bongkar muat batu bara dari kapal tongkang ke mesin pembangkit di Kompleks PLTU Paiton. ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/foc.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serapan batubara domestik diprediksi bakal meleset dari target. Hal itu seiring dengan lesunya permintaan listrik, yang menjadi segmen terbesar pengguna batubara di dalam negeri. Saat ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun tengah menghitung potensi penurunan serapan batubara.

Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo menyampaikan, sebagai akibat dari pandemi covid-19, kebutuhan listrik untuk segmen industri dan bisnis merosot tajam. Rudy bilang, hingga periode Kuartal I, serapan batubara cenderung masih terjaga sesuai rencana. Namun, konsumsi listrik yang semakin anjlok, berimbas pada operasional pembangkit dalam mengkonsumsi batubara.

Baca Juga: Tagihan listrik melonjak, ini skema baru penghitungannya

Menurutnya, saat ini PLN tengah mengkalkulasi seberapa dalam penurunan konsumsi batubara untuk pembangkit. Perhitungan tersebut akan diajukan berbarengan dengan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 yang tengah disusun PLN.

"Akibat pandemi, terjadi penurunan kebutuhan listrik. Hal ini tercermin dari operasional pembangkit mulai akhir Maret sampai dengan sekarang. Tentu saja berdampak terhadap penurunan proyeksi kebutuhan batubara yang kita rencanakan. Penurunan ini dengan proyeksi kebutuhan sedang kita kalkulasi," ungkap Rudy kepada Kontan.co.id, Kamis (4/6).

Sayangnya, Rudy pun masih belum bisa memberikan informasi mengenai skenario penyesuaian pengadaan batubara, jika konsumsi bakal dibawah rencana. "Langkah penanganan akan disampaikan setelah kita dapat memastikan demand dengan baik," sebut Rudy.

Sedangkan mengenai porsi dan sumber pasokan, saat ini PLN masih menjaga kesetimbangan antara konsumsi listrik dengan serapan batubara yang dibutuhkan pembangkit. "Akan disesuaikan dengan kondisi perikatan yang ada di PLN Pusat," imbuhnya.

Baca Juga: Konsumsi listrik dan industri ditaksir anjlok, pasar batubara domestik kian ketat

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memperkirakan permintaan batubara di Kuartal II hingga IV akan semakin melemah. Hal itu terjadi di pasar global sebagai imbas pandemi, maupun juga di pasar domestik.

APBI menaksir, permintaan batubara domestik hanya akan menyentuh sekitar 100 juta ton, atau lebih rendah dari target yang ditetapkan pemerintah di tahun ini, yang sebanyak 155 juta ton.

Kondisi tersebut terjadi seiring dengan merosotnya konsumsi listrik, yang kemudian berimbas pada berkurangnya permintaan batubara untuk kelistrikan. "Menurut estimasi kami dari beberapa sumber, permintaan batubara domestik menurun drastis, diperkirakan hanya mencapai 100 juta ton atau lebih rendah dibandingkan dengan rencana," kata Hendra kepada Kontan.co,id, Rabu (3/6) kemarin.

Sebagai informasi, pada tahun ini Kementerian ESDM menargetkan produksi batubara sebesar 550 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 155 juta ton dialokasikan untuk keperluan domestik.

Baca Juga: Kementerian ESDM belum bisa melaksanakan lelang wilayah pertambangan

Sektor kelistrikan menempati porsi paling dominan, yakni sebanyak 109 juta ton untuk keperluan PLN. Sisanya, sebanyak 16,52 juta ton untuk fasilitas pengolahan dan pemurnian, 1,73 juta ton untuk pupuk, 14,54 juta ton untuk semen, 6,54 juta ton untuk industri tekstil, 6,64 juta ton untuk industri kertas dan 0,01 juta ton untuk keperluan briket.

Dalam enam tahun terakhir, serapan batubara dalam negeri selalu menanjak. Terakhir, pada tahun 2019 serapan batubara untuk keperluan domestik mencapai 138 juta ton atau lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2018 yang sebesar 115 juta ton.

Hingga tahun lalu, batubara masih menempati porsi paling tinggi dalam bauran energi primer pembangkit listrik dengan 60,50%. Dalam RUPTL 2019-2028, bauran batubara secara persentase akan diturunkan ke level 54,6%.

Namun, dari sisi volume, kebutuhan batubara cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun ini, kebutuhan batubara ditaksir mencapai 109 juta ton, dan akan menanjak di hampir setiap tahun, hingga menjadi 153 juta ton pada tahun 2028.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×