Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) memperkirakan tahun ini ada kenaikan konsumsi jagung sebanyak satu juta ton. Sebab, konsumsi pakan ternak tahun ini diperkirakan mengalami kenaikan 16,8 juta ton. Hal ini sejalan dengan tingginya permintaan akan konsumsi daging ayam.
Sudirman, Ketua GPMT menyebut konsumsi pakan ternak tahun ini mencapai 16,8 juta ton naik dari tahun lalu sekitar 15 juta ton. Kenaikan pakan ternak didorong adanya konsumsi masyarakat akan daging ayam. Nah, dari total konsumsi pakan ternak sebesar 16,8 juta ton diperkirakan kebutuhan jagungnya mencapai 6,8 juta ton pipil kering.
Tingginya kebutuhan pakan ternak akan jagung ternyata membuat pengusaha khawatir. Sebab, tidak ada jaminan jagung nasional dapat mencukupi kebutuhan industri tersebut. Sementara, permintaan terus naik. Walhasil, impor jagung tidak bisa dihindari bahkan cenderung naik setiap tahunnya.
"Tahun lalu impor jagung untuk pakan ternak sekitar 3,1 juta ton pipil kering. Tahun ini bisa mencapai 4 juta ton pipil kering sampai 5 juta ton pipil kering, kalau tidak ada peningkatan produksi. Sementara kami kian tertekan karena harus impor dengan kondisi mata uang Rupiah yang melemah," tandas Sudirman.
Mengatasi impor jagung yang tinggi. Sudirman mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian (Kemtan) mendeklarasikan janji 101 Bupati di Indonesia untuk mencapai swasembada jagung. Program yang menyentuh 700.000 hektar (ha) lahan jagung ini diperkirakan akan menambah produksi jagung sebanyak 1 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News