kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis keuangan Evergrande, bagaimana dampaknya ke sektor properti Indonesia?


Selasa, 28 September 2021 / 20:58 WIB
Krisis keuangan Evergrande, bagaimana dampaknya ke sektor properti Indonesia?
ILUSTRASI. Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida meyakini, efek langsung terhadap industri properti di Indonesia tidak akan banyak.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

Pasar Properti Indonesia Bersifat Lokal

Senada dengan itu, CEO dan founder Indonesia Property Watch Ali Tranghanda juga meyakini, secara umum krisis Evergrande dan industri properti di China tidak akan berpengaruh besar terhadap pasar properti Indonesia yang masih bersifat lokal. 

Sedangkan untuk kelanjutan proyek properti yang sedang digarap oleh pengembang China, akan tergantung dari kemampuan bisnis dan finansial masing-masing perusahaan. Namun, tetap ada potensi untuk tersendat jika proyek-proyek tersebut masih butuh tambahan dana.

Yang pasti, untuk ekspansi ke proyek-proyek baru akan lebih berat. "Untuk ekspansi sekarang agak tertahan karena kebijakan investasi dari China ketat akibat kasus ini. Perbankan China yang dibayangi masalah, tapi bukan sektor finansial di Indonesia," kata Ali.

Director Advisory Group Coldwell Banker Commercial Indonesia Dani Indra Bhatara juga mengamini bahwa investasi properti di Indonesia masih didominasi oleh investor lokal yang sangat memperhatikan pergerakan pasar yang bersifat lokal. Sehingga properti di sini lebih dipengaruhi oleh iklim investasi dan pergerakan perekonomian di Indonesia. 

"Saat ini kondisi krisis utang perusahaan properti di China belum memiliki pengaruh terhadap pasar properti di Indonesia secara umum. Jika pun ada pengaruhnya lebih ke sentiment yang sedikit menurun atau kehati-hatian investor asing terhadap pasar properti di Asia, namun belum berpengaruh pada kinerja pasar properti secara langsung," kata Dani saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/9).

Mengenai bisnis pengembang China di Indonesia, Dani juga melihat adanya pengaruh bagi rencana pengembangan ke depan, jika perusahaan induknya di China mengalami gangguan akibat krisis tersebut. Tapi di sisi lain, jika pasar properti di Indonesia dianggap menjanjikan dengan kinerja penjualan yang baik, bukan tidak mungkin pengembangan di Indonesia malah menjadi prioritas, karena pasar lokal tidak dipengaruhi langsung oleh krisis tersebut.

Adapun, salah satu perusahaan properti Indonesia yang bekerjasama dengan pengembang dari China ialah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Pada Juni 2016 lalu, ASRI meneken kerjasama dengan China Fortune Land Development Co Ltd (CFLD) untuk mengembangkan kawasan di Tangerang.

Meski tak membeberkan dengan rinci progres dan kelanjutan kerjasama dengan CFLD, namun Corporate Secretary ASRI Tony Rudiyanto menyampaikan bahwa krisis industri properti di China saat ini tidak mengakhiri kerjasama tersebut. "Masih berlanjut (kerjasama ASRI dan CFLD)," ungkap Tony kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).

Selanjutnya: Terancam gagal bayar, investor Evergrande menuntut uang kembali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×