Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini, luas lahan yang terdaftar dalam asuransi pertanian belum mencapai target yang telah ditentukan, yakni 1 juta hektare. Menyikapi hal ini, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir berpendapat, sosialisasi asuransi pertanian masih harus terus dilakukan.
Menurut Winarno, asuransi pertanian merupakan salah satu program yang sangat efektif untuk mengatasi berbagai resiko yang mungkin dialami petani. Apalagi, saat ini cuaca tidak menentu, suatu daerah bisa terkena banjir atau mengalami hama penyakit.
Karena manfaat yang bisa diperoleh petani ini, Winarno berharap banyak petani yang mendaftarkan lahannya dalam asuransi pertanian.
"Saya inginnya banyak minat, sehingga target 1 juta itu kurang, sehingga ditambah lagi. ini kan salah satu implementasi dari undang-undang perlindungan dan pemberdayaan petani," jelas Winarno kepada Kontan.co.id, Kamis (30/11).
Sayangnya, masih banyak petani yang belum mendaftar dalam asuransi pertanian ini. Hal tersebut dikarenakan sulitnya petani mendapatkan akses karena lokasinya yang jauh, dan ada pula petani yang kesulitan membayar premi. Padahal, menurut Winarno, tidak ada syarat-syarat sulit yang harus dipenuhi petani.
Menurut Winarto, hingga saat ini petani yang paling banyak mendaftarkan asuransi pertanian berada di kawasan Jawa, Sumatera Selatan, dan Sulawesi. Hal ini dikarenakan akses informasi dan kemudahan mencari asuransinya.
Winarto mengatakan, melalui asuransi pertanian ini, petani akan bisa mendapatkan klaim sebesar Rp 6 juta per hektare, apabila terjadi kerusakan hingga 75%. "Petani juga akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank atau KUR karena sawahnya diasuransikan," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News