kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Kue Bisnis Logistik Makin Besar, Partisipasi Disabilitas Masih Sangat Terbatas


Selasa, 30 Juli 2024 / 16:58 WIB
Kue Bisnis Logistik Makin Besar, Partisipasi Disabilitas Masih Sangat Terbatas
Learning Development Staff JNE Surabaya, M. Mizan Zulmi bersama dua karyawan penyandang disabilitas.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tumpukan paket yang menghimpit punggung dan perut Sirilus Siko, sudah jadi santapan sehari-harinya sebagai kurir PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau lebih dikenal JNE Express.

Bermodal tekad yang kuat, dia sanggup melaju seharian hingga matahari terbenam demi melunaskan kewajibannya pada pelanggan.

Bahkan di tengah hujan sekalipun, dia dengan sabar mengantarkan satu persatu paket meski harus memakan waktu sampai malam.

Belum lagi jika masuk ke perumahan yang rawan banjir, terpaksa Rilus dibantu kruknya melintas di aspal yang becek sampai ke rumah pelanggan yang ditujunya.

Rilus lahir sebagai tuna daksa, kaki kanannya hanya sampai paha. Sebagai pengganti kaki kanannya, dia menggunakan kruk untuk aktivitas sehari-hari. Pria kelahiran Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Ende ini mulai bergabung sebagai kurir JNE pada Oktober 2023.

Baca Juga: Persaingan Bisnis Jasa Logistik Semakin Sengit

Sebelum jadi kurir, RIlus adalah atlet sepakbola. Sayangnya, klub bola belum mendapat dukungan penuh dari pemerintah. 

“Untuk event club di Surabaya kami harus mencari dana atau sponsor yang mau mendukung dan membiayai,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/6/2024).  

Lantaran tidak sejahtera sebagai atlet, Rilus tetap realistis mencari peruntungan pekerjaan di tempat lain.

Bertahan hidup tentu membutuhkan uang yang cukup, terlebih dia perantau sehingga makan dan biaya tinggal kos tetap keluar meski belum ada pemasukan.

Beruntung, di kala itu JNE sedang melaksanakan program Expressibility yang merekrut disabilitas untuk bisa bekerja sebagai kurir. Tanpa pikir panjang, Rilus mendaftar dan diterima.

Jam kerja Rilus tergantung banyak paket yang harus diantarnya. “Kalau paket sedikit bisa sore jam 4 sudah habis, tetapi kalau banyak mungkin bisa malam jam 7 atau 8-an,” ungkap Rilus.

Baca Juga: Dari Aspal ke Layar: JNE Rangkul Kurir Menjadi Konten Kreator

Kerap paket yang diantarkannya juga tidak banyak karena pelanggan memilih layanan paket dari perusahaan lain. Layaknya roda yang berputar, semangat Rilus pun juga kadang berada di bawah dan terpikir untuk menyerah saja. Namun, dia kembali bangkit karena tidak ada lagi yang bisa diandalkan selain dirinya sendiri.

Kurir disabilitas lain yang juga bekerja di JNE  ialah M. Zamroni. Dia bekerja sebagai di JNE Cabang Utama Surabaya.

“Banyak yang memberikan apresiasi kepada JNE. Begitu juga kepada semangat saya dalam bekerja, bahwa penyandang disabilitas tidak kalah dengan kurir lain pada umumnya. Itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya,” dikutip pada laman resmi JNE.

Bersama dengan Rilus, keduanya diharapkan bisa memberikan semangat dan keyakinan bagi difabel lain bahwa keterbatasan bukan halangan untuk mandiri dan mencari nafkah.

Baca Juga: Aktifkan Megahub Dekat Bandara Soetta, JNE Targetkan Pengiriman Tumbuh 30% Tahun Ini

Sektor Logistik Minim Partisipasi Disabilitas

Saat ini bisnis jasa logistik semakin sengit di tengah popularitas belanja online lewat e-commerce. Ditambah pemerintah kini mengizinkan perusahaan platform dagang elektronik menjalankan jasa usaha kurir dan logistik.

Alhasil  perusahaan-perusahaan baru banyak bermunculan dan dengan rakus memakan kue bisnis yang tersedia.

Mengutip data Supply Chain Indonesia, memperkirakan potensi bisnis jasa logistik di Tanah Air pada 2024 dapat mencapai Rp 4.000 triliun.

Dalam catatan KONTAN, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto menyatakan, persaingan bisnis makin ketat karena didominasi perusahaan asing.

Beberapa perusahaan besar yang sebagian besar dimiliki entitas asing kini menguasai kurang lebih 70% pangsa pasa dan sisanya 30% perusahaan domestik.

Platform e-commerce besar yang mayoritas asing, sukses merebut pangsa pasar karena penentuan mitra logistik tidak lagi tergantung pada preferensi pengguna jasa (pembeli online),” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (23/7/2024).  

Baca Juga: JNE Perkuat Ekosistem Digital E-commerce Shopee

Namun ironinya, di tengah makin besarnya bisnis jasa logistik, lapangan pekerjaan bagi kelompok rentan justru tidak terbuka lebar. Partisipasi disabilitas pada sektor ini masih sangat minim.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan mengungkapkan, sampai saat ini penyandang disabilitas yang bekerja di sektor logistik masih sangat terbatas, baik sebagai kurir maupun divisi lain.

“Sebab dalam layanan jasa logistik dibutuhkan kecepatan, keamanan, ketepatan penyerahan barang, sehingga hanya penyandang disabilitas tertentu yang dapat diterima di Perusahaan-perusahaan logistik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/7/2024).  

Untuk saat ini ALFI belum mendata berapa jumlah kurir difabel yang bekerja di perusahaan logistik, menurut perkiraannya, jauh dari angka satu persen atau sekitar 0,001% dari sekitar 300.000 pekerja di sektor logistik.

Padahal, bisnis jasa logistik akan memasuki tahun-tahun perkembangan yang lebih canggih karena adanya transformasi rantai pasok global.

Country Head Frost & Sullivan Koh Eng Lok dan Direktur Jeff Tan menjelaskan, volume pasar logistik didorong oleh biaya rantai pasokan dan logistik sebesar 14,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Fokus Indonesia pada pengurangan biaya dan kemajuan ekonomi digital telah berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan sektor logistik, sehingga memungkinkan lebih banyak bisnis yang akan terlibat di sektor ini.

Baca Juga: JNE Raih Penghargaan The Iconomics Indonesia Best 50 CSR Awards 2024 Courier Service

Bahkan ke depannya, sektor logistik bisa mengalami pertumbuhan yang lebih eksponensial lantaran potensi investasinya masih sangat besar. Karenanya, pelaku usaha mendorong kontribusi investasi asing.

Salah satu yang sudah mengeksekusi ekspansinya di Indonesia ialah DHL, salah satu perusahaan logistik global. Mereka memperluas investasinya dengan tambahan 7% tenaga kerja pada 2021 dan pertumbuhan 13,5% pada 2022.

Perusahaan ini berencana mengalokasikan 25 juta Euro untuk penggantian armada dan pembangunan empat fasilitas baru termasuk gateway di Surabaya dan Denpasar serta pusat layanan di Bekasi dan Tangerang.

Selain itu, DHL Supply Chain juga dikabarkan akan berinvestasi 25 juta Euro untuk fasilitas baru seluas 40.000 meter persegi di Cikarang yang berfokus pada keberlanjutan.

Sayangnya, di balik kecanggihan dan potensi pasar yang besar itu, pengusaha belum secara khusus membuat program untuk meningkatkan partisipasi masyarakat  disabilitas.

Namun Akbar menegaskan, bukan berarti penyandang disabilitas tidak dapat bekerja di perusahaan logistik. Dia menyatakan, disabilitas tetap bisa bekerja di perusahaan logistik sepanjang mereka memiliki sertifikat kompetensi profesi di bidang logistik.

Baca Juga: Tren Metode Pembayaran COD Ongkir Meningkat

Akbar menyatakan, siapa saja termasuk penyandang disabilitas, sepanjang mereka memiliki sertifikat kompetensi profesi di bidang logistik yang diterbitkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mereka akan dapat bekerja di perusahaan logistik.

“Sebab saat ini perusahaan logistik pada umumnya mulai mewajibkan pekerjanya memiliki sertifikat kompetensi profesi di bidang pengemudi, freight forwarding, operator gudang, supervisor gudang, manajemen supply chain, dan lainnya,” jelasnya.

Demi mendukung penyandang disabilitas, perusahaan logistik nasional siap mempekerjakan mereka untuk bagian-bagian yang mampu dikerjakannya, seperti bidang administrasi, back office, checker, packaging, dan lainnya.

Berdasarkan riset yang dilakukan KONTAN, di antara sekian banyak perusahaan logistik yang ada,  baru dua perusahaan yang secara terbuka membuka lowongan pekerjaan untuk disabilitas.

Misalnya saja, pada 2022 DHL mengumumkan lowongan disabilitas di Jawa Barat mengisi posisi checker. Persyaratannya hanya untuk disabilitas rungu (tuli), maksimal berumur 30 tahun, bisa membaca, menulis, dan berhitung. Memiliki pengalaman di bidang retail logistic dan dapat menyediakan aplikasi penerjemah tuli di ponsel.

Lalu pada 2023, JNE telah berinovasi mengembangkan sumber daya manusia (SDM) disabilitas pada program Expressbility. Pihaknya merekrut dua karyawan disabilitas pada bagian kurir delivery.

Learning Development Staff JNE Surabaya,M. Mizan Zulmi menjelaskan, perekrutan penyandang disabilitas dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan job posting pada beberapa platform termasuk mengikuti job fair.

Selain itu bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja dan Dinas Tenaga Kerja yang memiliki informasi terkait penyandang disabilitas yang telah terlatih dan memiliki kompetensi tertentu.

Baca Juga: Panduan Komplain Paket J&T Express lewat Media Sosial hingga Email

“Perekrutannya sendiri dilakukan tentunya harus mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas sesuai dengan jenis disabilitasnya. Misalnya mereka yang harus memakai kursi roda, tongkat atau alat bantu dengar dan lain sebagainya,” terang Mizan dikutip dalam laman resmi JNE.

Kemudian kriteria rekrutmen penyandang disabilitas untuk satu jabatan disesuaikan dengan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki. Selain ditempatkan pada bagian operasional, penyandang disabilitas juga ditempatkan pada bagian back office/administrasi jika memang ada kebutuhan.

Tujuan dari program ini memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas di dunia kerja seperti yang lainnya, mengingat tingkat keterserapan penyandang disabilitas di dunia kerja saat ini belum tinggi.

Selain itu, JNE juga berupaya meningkatkan keberagaman dan kesetaraan di lingkungan kerja yang akan berdampak pada motivasi kerja karyawan.

“Selain itu, kami juga berusaha memenuhi mandat UU No. 8 Tahun 2016 tentang penyerapan tenaga kerja penyandang disabilitas,” tandas Mizan.

Dia berharap langkah yang dilakukan JNE Surabaya bisa ditiri kantor cabang JNE lainnya dalam memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk menggapai masa depan yang lebih cerah.

Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas (PPDI) H.Norman Yulian menyatakan, potensi lapangan pekerjaan di sektor logistik seharusnya terbuka lebar bagi disabilitas.

“Tetapi selama ini informasi yang didapat minim, tidak banyak lowongan di bidang itu, persyaratan terlalu berat,” ujarnya kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Baca Juga: JNE Dikabarkan Bakal Akuisisi Saham Anteraja Milik Boy Thohir, Saham ASSA Tersulut?

Misalnya bagi pengendara motor disabilitas banyak menggunakan SIM D, sedangkan persyaratannya harus memiliki SIM Motor C.

Maka itu, PPDI berharap, perusahaan logistik bisa sama seperti perusahaan lain yang mematuhi UU No 8 Tahun 2016 bahwa perusahaan wajib menerima 1% dari jumlah karyawan  yang ada.

PPDI memberikan sejumlah rekomendasi agar perusahaan logistik bisa mencapai target 1% itu. Pertama, memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat disabilitas perihal kesempatan dan lowongan pekerjaan.

Kedua, persyaratan tidak memberatkan disabilitas untuk bergabung di perusahaan logistik.

Ketiga, menjalin kerja sama dengan PPDI melalui pembukaan cabang atau outlet untuk merekrut tenaga kerja. Dengan begini, pihak perusahaan dapat mengetahui kebutuhan apa saja yang akan mendukung pekerja difabel.

“Disabilitas kan banyak macamnya, misalnya saja tunarungu tidak bisa bicara dan mendengar, tetapi mereka bisa membaca sehingga bisa didukung dengan teknologi. Tentu kebutuhannya berbeda dengan tunadaksa,” kata Norman.

Maka itu PPDI berharap partisipasi disabilitas bisa lebih diperhatikan oleh pengusaha hingga pemeritah, khususnya di sektor logistik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×