kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.720   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.322   3,68   0,04%
  • KOMPAS100 1.159   -0,86   -0,07%
  • LQ45 846   -1,36   -0,16%
  • ISSI 288   0,62   0,22%
  • IDX30 443   -2,23   -0,50%
  • IDXHIDIV20 510   -1,10   -0,22%
  • IDX80 130   -0,12   -0,09%
  • IDXV30 136   0,04   0,03%
  • IDXQ30 141   -0,75   -0,53%

Kunjungan Wisman Turun, Industri Pariwisata Harap Pulih di Akhir Tahun 2025


Kamis, 06 November 2025 / 08:13 WIB
Kunjungan Wisman Turun, Industri Pariwisata Harap Pulih di Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Pagelaran tari kecak di Uluwatu Bali. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada September 2025 menurun secara bulanan, meskipun masih naik secara tahunan.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada September 2025 menurun secara bulanan, meskipun masih naik secara tahunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman pada September 2025 tercatat sebanyak 1,39 juta kunjungan. Di level ini, angka kunjungan naik 9,04% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kendati, jumlah kunjungan menurun dari peningkatan berturut-berturut tiga bulan sebelumnya.

Baca Juga: Industri Pariwisata Masih Tumbuh per Juli 2025, ASITA Beberkan Tantangan ke Depan

Pada Juni, Juli, dan Agustus 2025, jumlah kunjungan masing-masing tercatat sebesar 1,415 juta kunjungan, 1,481 juta kunjungan, dan 1,505 juta kunjungan.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani mencermati, penurunan jumlah kunjungan di akhir kuartal III-2025 ini salah satunya dipicu oleh wisman dari Eropa yang menahan diri untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

"Yang saya lihat, mereka (wisman Eropa) menahan kunjungan karena faktor geopolitik di sana saat ini," ujarnya ketika dihubungi Kontan, Rabu (5/11/2025).

Memang, mengacu data BPS, kunjungan pada September 2025 masih didominasi oleh wisatawan dari Malaysia sebanyak 19,53%, Australia sebesar 11,72%, serta Singapura sebesar 8,55%.

Di sisi lain, Hariyadi juga menyorot adanya perbedaan antara data imigrasi dan laporan okupansi BPS. Ia menjelaskan, akomodasi berbasis sharing economy seperti Airbnb belum sepenuhnya tercatat dalam data resmi.

Baca Juga: Gaikindo Harap Program Diskon Akhir Tahun Bisa Dongkrak Penjualan Mobil

"Jadi memang kemungkinan tidak terefleksikan secara utuh kalau di data okupansi hotel," imbuhnya.

Bagaimanapun, Hariyadi memandang penurunan jumlah kunjungan wisman wajar dan akan berbalik arah pada kuartal IV-2025 nanti.

Ia melihat, dengan adanya momentum liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), okupansi hotel dan kunjungan wisman akan membaik hingga tutup tahun.

"Kami berharap dari promo-promo oleh airlines, oleh pihak operator, turut bisa meningkatkan minat wisman untuk berkunjung," kata Hariyadi.

Selanjutnya: Australia Alami Demam Emas Baru, Antrean Meluber Hingga ke Jalanan

Menarik Dibaca: Promo KFC Winger BBQ Festive November 2025, 2 Paket Hemat Mulai Rp 26.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×