kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurangi bauran batubara, Co-firing Biomassa pada PLTU ditargetkan bisa 1%-3% di 2025


Jumat, 12 Juni 2020 / 15:16 WIB
Kurangi bauran batubara, Co-firing Biomassa pada PLTU ditargetkan bisa 1%-3% di 2025
ILUSTRASI. PT Charta Putra Indonesia terus menggeber pengerjaan proyek pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM) Siberut


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Terkait dengan biomass co-firing, Febby mengharapkan semua pihak dapat mendorong upaya pemanfaatan biomassa melalui co-firing baik pada pembangkit yang dikelola PLN maupun swasta. Adapun, PLN sudah melakukan trial co-firing pada PLTU miliknya dengan komposisi 1%-5%.

Febby optimistis program biomass co-firing ini akan mampu mendukung optimalisasi pemanfaatan biomassa "Masih ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.

Antara lain kebijakan terkait pemanfaatan co-firing pada eksisting PLTU, SNI untuk pellet biomassa dan pelet sampah, kajian komprehensif, insentif dan kebijakan harga, infrastruktur pendukung, serta tata kelola yang mengatur pengusahaan RDF," jelas Febby.

Selain program pengembangan biomassa, Pemerintah juga tengah mengupayakan pelaksanaan program Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE). Program ini merupakan kerjasama dengan World Bank yakni clean stove initiative, sebagai TSHE tahap 1.

Baca Juga: Amankan pasokan listrik lebaran, Dirut PJB pastikan 35 pembangkit beroperasi penuh "Tetapi memang dari hasil evaluasi program tersebut ada beberapa masalah, baik dari sisi kebijakan, harga, mekanisme insentif, pasar jual beli yang belum jelas, dan dianggap tidak praktis,” terang Febby.

Ke depan, usulan pelaksanaan program TSHE tahap 2 diharapkan dapat disetujui dengan waktu pelaksanaan tahun 2022 sampai dengan 2030. Program TSHE tahap 2 bertujuan untuk diversifikasi sumber energi terbarukan pada keperluan sehari-hari di sektor Rumah Tangga dan KUKM, melalui pemanfaatan potensi biomasa yang besar sebagai bahan bakar memasak. Sehingga untuk jangka panjang diharapkan mampu mengurangi subsidi bahan bakar LPG yang semakin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×