kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Bersih Indofood Sukses Makmur (INDF) Turun 16% di Semester I-2022, Ini Alasannya


Rabu, 31 Agustus 2022 / 09:45 WIB
Laba Bersih Indofood Sukses Makmur (INDF) Turun 16% di Semester I-2022, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Pabrik PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Emiten Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) kurang menggembirakan sepanjang semester I-2022. Walau berhasil mengerek penjualan, laba bersih Indofood justru turun.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan neto konsolidasi INDF mencapai Rp 52,79 triliun di sepanjang semester I-2022. Nilai ini naik 12% dari Rp 47,29 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan penjualan ini juga seiringan dengan kenaikan beban pokok penjualan yang mencapai Rp 36,48 triliun. Realisasi ini lebih tinggi 16% secara tahunan dari Rp 31,39 triliun.

Hal itu membuat laba usaha INDF menjadi Rp 8,83 triliun per Juni 2022, atau naik 4% dari Rp 8,49 di Juni 2021. Margin laba usaha Indofood turun menjadi 16,7% dari 17,9% pada semester I-2021.

Baca Juga: Indofood Luncurkan Inovasi Parfum Beraroma Khas Chiki Balls Rasa Keju

Dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih turun 16% secara tahunan menjadi Rp 2,90 triliun di Januari-Juni 2022. Mengingat, laba bersih INDF di semester I-2021 mencapai Rp 3,43 triliun.

Direktur Utama & Chief Executive Officer Indofood, Anthoni Salim menjelaskan, penurunan laba bersih ini disebabkan oleh naiknya rugi selisih kurs yang belum terealisasi tadi kegiatan pendanaan.

Adapun margin laba bersih INDF juga turun 5,5% dari 7,3% di periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, Anthoni menjabarkan kalau tanpa memperhitungkan non-recurring items dan selisih kurs, core profit INDF naik 2% menjadi Rp 4 triliun.

 

"Kami akan terus memantau perkembangan situasi global dan fokus pada daya saing biaya serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas di pasar dalam negeri maupun di luar negeri," jelas dia dalam keterangannya, Rabu (31/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×