Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen furnitur PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mencatatkan penjualan tumbuh 11,17% year on year (yoy) menjadi Rp 411,78 miliar di sepanjang tahun lalu.
Kendati penjualannya tumbuh, CINT membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih CINT merosot 44,70% yoy menjadi Rp 7,08 miliar di sepanjang tahun 2019.
Baca Juga: Chitose Internasional (CINT) targetkan laba tumbuh 122% di 2020, begini strateginya
Melansir laporan keuangannya di tahun lalu, CINT mencatatkan peningkatan penjualan di pasar lokal sebesar 10,91% dan pasar ekspor sebesar 16,28%.
Penjualan bersih CINT terdiri atas penjualan segmen kursi lipat sebesar 31%; segmen hotel, banquet, dan restaurant sebesar 28%; segmen furnitur kantor sebesar 25%; segmen pendidikan 12%; dan sisanya 4% segmen rumah sakit dan lainnya.
Direktur Keuangan CINT, Fadjar Swatyas, menjelaskan, laba turun karena kondisi di awal semester I 2019 yang tidak kondusif.
Baca Juga: Ini hasil RUPST Chitose International (CINT), Selasa (21/4)
"Utamanya disebabkan pemilihan umum Presiden dan legislatif sehingga anggaran belanja negara banyak terserap ke sana, membuat permintaan produk CINT jadi menurun di enam bulan pertama tahun lalu," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Selasa (21/4).
Selain karena adanya pemilihan umum, sentimen negatif yang melanda emiten furnitur ini adalah kenaikan inflasi dan UMK 2019.
Namun, masuk semester II 2019 CINT melayani pemesanan yang cukup banyak sehingga kapasitas terpasang menjadi 85% untuk memenuhi permintaan itu. "Jadi sebenarnya kita memanfaatkan momen di semester II untuk semester I yang drop," ujarnya.
Baca Juga: Trisula Grup sumbang masker nonmedis hingga hospital bed untuk menanggulangi corona
Kembali mengintip laporan keuangan CINT, produsen furntiur ini membukukan beban pokok penjualan yang tumbuh 14% menjadi Rp 292,19 miliar.
Selain itu, beban penjualannya juga tumbuh 27% menjadi Rp 42,44 miliar, kemudian beban umum dan administrasi yang tumbuh menjadi Rp 60,88 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News