Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
Di tengah pandemi yang masih belum berakhir saat ini dimana triple shock masih terjadi, kata Mamit, maka inovasi dan efisiensi harus tetap dilakukan oleh Pertamina dengan tetap mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
"Ketersediaan dan pemerataan energi harus tetap dijalankan oleh Pertamina seoptimal mungkin. Dengan dukungan dari semua pihak, target untuk menjadi world class company bukan menjadi hal sulit untuk di capai," jelas dia.
Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke 500 papan atas dunia. BUMN ini mampu meraih pendapatan konsolidasi 2020 41,47 miliar dolar AS, kontribusi pada penerimaan negara 2020 Rp 199,8 triliun, operasi global sebanyak 45 wilayah.
Kemudian, Pertamina mampu menyalurkan energi melalui 6.800 SPBU lebih, 1.088 Pertashop dan 500 ribu jaringan gas rumah tangga.
Pertamina saat ini juga mengoperasikan lebih dari 100 terminal BBM dan LPG, 750 kapal, memproduksi migas 863 MBOEPD dan mengelola 7 kilang nasional serta memiliki kapasitas 1.885.66 MW NRE (Panas Bumi, PLTS, PLTGB).
Capaian itu, menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati merupakan capaian atas inovasi dan terobosan bisnis yang dilakukan Pertamina selama ini.
Baca Juga: Alih kelola kurang dari sepekan, siapa calon mitra Pertamina di Blok Rokan?
"Ini merupakan pengakuan dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan world class company lainnya," kata Nicke
Meski pihaknya mengalami triple shock yang menyebabkan pendapatan menurun signifikan akibat dampak pandemi Covid-19, tetapi inovasi dan terobosan bisnis yang dilakukan di seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi membuat Pertamina mampu meningkatkan pendapatan hingga mencapai 41,47 miliar dolar AS dan mencetak laba 1,05 miliar dolar AS pada tahun lalu.