Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Tren ini menggarisbawahi semakin pentingnya pengiriman makanan secara global untuk bisnis layanan aplikasi jasa perjalanan. Tak heran, Uber pada bulan Mei getol mendekati Grubhub, perusahaan pengiriman makanan terbesar di AS. Lyft juga telah meluncurkan layanan pengiriman untuk memenuhi permintaan barang-barang penting seperti bahan makanan.
Baca Juga: Manajemen senior Gojek akan mendonasikan 25% dari gaji tahunannya untuk para mitra
Industri restoran di Asia sejatinya sangat dirugikan oleh pandemi. Zomato, perusahaan pengiriman makanan terbesar di India, pada Mei 2020 mengatakan, akan memberhentikan pekerja dan memperkirakan jumlah restoran di India akan menyusut 25% hingga 40% selama enam hingga 12 bulan ke depan.
Tetapi kondisi bisnis makanan tradisional di Indonesia cukup cepat beradaptasi dengan realitas baru. Dapur MTW, sebuah bisnis restoran di Jakarta mengaku mengalami tiga kali lipat pesanan melalui Gojek selama bulan Ramadan berkat makanan paketkeluarga yang dapat bertahan hingga satu minggu dan dibekukan.
"Aku tidak yakin semuanya akan kembali normal dalam waktu dekat. Kami hanya ingin menyesuaikan dengan seluruh situasi ini," kata pemilik Dapur MTW, Tiwuk Rayie Larasati seperti dikutip Financial Times.
Baca Juga: Gojek dikabarkan PHK karyawan level menengah bawah
Sejatinya kondisi bisnis Gojek dan Grab cukup berat sejak awal pandemi virus corona dimulai. Apalagi Indonesia adalah pasar utama Gojek dan Grab juga tengah berjuang memerangi pandemi Covid-19. Grab, perusahaan bernilai US$ 14 miliar dan didukung oleh kelompok teknologi Jepang SoftBank, telah meminta karyawan untuk mempertimbangkan untuk mengurangi jam kerja atau menerima cuti di luar tanggungan.
Gojek dengan nilai perusahaan US$ 10 miliar juga mengaku terdampak buruk atas wabah virus corona. Eksekutif senior di kedua perusahaan tersebut telah dipangkas gajinya sementara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News