kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

LIPI: Rasio impor beras masih tinggi


Selasa, 19 September 2017 / 12:32 WIB
LIPI: Rasio impor beras masih tinggi


Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Produksi beras Indonesia disebutkan masih lebih tinggi dibandingkan jumlah konsumsi nasional.

"Produksi beras dengan rata-rata rendemen 58% sampai 60%, masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi," ujar Yeni Saptia, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Selasa (19/9).

Meski begitu, Indonesia masih terus mengimpor beras untuk kebutuhan stok. Selain untuk stok, impor juga dilakukan lantaran pemerintah berkewajiban menjaga stabilitas harga.

Berdasarkan data LIPI, hingga tahun 2015, rata-rata impor beras Indonesia mencapai 1,02 juta ton per tahun. Padahal selisih antara produksi dan konsumsi beras periode 2012 hingga 2015, berkisar 7 juta ton hingga 10 juta ton per tahun. Tingginya selisih belum dapat disimpan sebagai stok beras.

Berdasarkan data LIPI, impor kebutuhan pangan Indonesia saat ini sudah turun dibandingkan tahun 2012. Namun, kata Yeni, rasio impor Indonesia masih tinggi. "Bila terjadi kenaikan konsumsi 1%, maka akan terjadi kenaikan impor pula sebesar 2,65%," katanya.

Menurut Yeni, kendala soal impor sejauh ini lantaran belum ada data pasti kebutuhan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×