kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

Lockheed Martin bantu memonitor satelit Telkom 1


Senin, 04 September 2017 / 16:04 WIB
Lockheed Martin bantu memonitor satelit Telkom 1


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dibantu Lockheed Martin masih memonitor satelit Telkom 1 pasca anomali yang dialami infrastruktur itu pekan lalu.

“Lockheed Martin sebagai manufaktur dari satelit Telkom 1 memberikan dukungan penuh bagi Telkom dalam upaya menganalisa apa yang terjadi ke Telkom 1 pasca anomali Jumat (25/8) hingga sekarang,” tegas VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo di Jakarta, Senin (4/9).

Dikatakannya, satelit Telkom 1 sejauh ini masih merespons perintah dari stasiun pengendali milik Telkom di Cibinong dan memberikan sinyal telemetri. “Dukungan penuh dari Lockheed Martin menunjukkan manufaktur ini memiliki hubungan kerjasama yang baik dengan Telkom,” pungkasnya.

Secara terpisah, Ketua Asosisasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI) Dani Indra Widjanarko mengungkapkan dalam beberapa bulan belakangan banyak terjadi anomali terhadap satelit di angkasa dan beberapa diantaranya melibatkan buatan Lockheed Martin.

Beberapa anomali dalam waktu berdekatan diantaranya terjadi pada satelit AMC-9 buatan Alcatel Space (Thales) yang diluncurkan 2003. Satelit NSS 806 (d/h IS-806), buatan Lockheed Martin diluncurkan 1998. Satelit Echostar-3 buatan  Lockheed Martin diluncurkan 1997, dan Intelsat 33 buatan Boeing diluncurkan Agustus 2016  

Ada bermacam-macam penyebab terjadinya anomali satelit seperti solar flare dan radiasi sinar cosmic. Penyebab anomali sebenarnya bisa diteliti dari data-data telemetri yang rutin diterima dari satelit.

"Penyebab anomali bisa bermacam-macam, biasanya bahan bakar habis, baterai rusak, solar array (kumpulan panel, modul, dan sel solar) yang tidak bisa berputar, sistem thruster tidak bekerja, sistem guidance tidak bekerja dan lain sebagainya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×