Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah, PT Indofarma Tbk (INAF) menggandeng perusahaan farmasi global, Mylan untuk memperluas portofolio farmasinya dengan meluncurkan obat kanker biosimilar Trastuzumab pertama di dunia. Produk ini akan dipasarkan oleh Indofarma dengan nama Hertaz.
Sebagai informasi, skema kerjasamanya Mylan sebagai pihak produsen obat yang kemudian diimpor ke Indonesia lewat Indofarma. Adapun Indofarma sebagai pihak yang akan mendistribusikan lewat anak usahanya PT Indofarma Global Medika.
Baca Juga: Antisipasi peredaran makanan ilegal, BPOM tingkatkan pengawasan di daerah
Presiden Direktur Indofarma, Arief Pramuhanto menyatakan di tahap awal pendistribusian, obat ini akan fokus dijual di channel reguler dan rumah sakit swasta melalui 29 cabang distribusi Indofarma Global Medika. "Tahun ini kami akan fokus penjualan obat kanker ini di wilayah Sumatera, Jawa dan Bali," jelasnya di Jakarta, Selasa (18/2).
Arief menjelaskan saat ini produk biosimilar Trastuzumab belum menggunakan channel rumah sakit negara lewat Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karena per 1 April 2018 BPJS tidak lagi menjamin obat kanker payudara Trastuzumab atau Herceptin.
Arief bilang, awal mula penjualan, Indofarma akan melihat seberapa jauh kinerja sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk penetrasi ke pasar. Adapun Arief belum mau blak-blakan soal berapa target penjualannya karena masih tahap awal.
Meski demikian, Arief menyatakan diluncurkannya obat biosimilar kanker payudara ini sebagai salah satu strategi Indofarma memperbaiki portofolio bisnisnya di segmen farmasi. "Indofarma akan melihat perkembangannya, kalau prospeknya lebih baik, tentu akan (menjajaki) obat kanker lainnya," jelasnya.
Baca Juga: Indofarma (INAF) gandeng Mylan luncurkan obat biosimilar untuk kanker payudara
Arief menjelaskan awalnya Indofarma memang lebih dikenal dengan Obat Generik Bermerek (OGB). Nah, saat ini Indofarma akan memperbanyak portofolio di segmen branded
Selain memperbaiki segmen farmasi, Indofarma memang sudah berencana untuk memperkuat segmen alat kesehatan (alkes). Arief pun mengakui, Indofarma akan lebih gencar berekspansi di alat kesehatan.
Sebelumnya Direktur Keuangan Indofarma, Herry Triyatno menyatakan Indofarma menyasar pos alat kesehatan karena prospek pasarnya masih luas dan besar. Herry juga melihat potensi margin penjualan alat kesehatan bervariasi ada yang tebal dan tipis. "Peluang ini bisa dimanfaatkan," ungkapnya.
Baca Juga: Indofarma Ingin Ajak Prinsipal Alkes Bangun Kawasan Industri Khusus
Selain itu, fokus ekspansi ke segmen alat kesehatan juga upaya memperbaiki kinerja keuangan. Adapun harapannya bisnis alat kesehatan bisa menyeimbangkan bisnis Indofarma yang eksisting. Hingga akhir 2020, Herry memproyeksikan segmen alat kesehatan bisa membukukan penjualan hingga Rp 300 miliar.
Jika dibandingkan dengan laporan keuangannya terakhir di kuartal III 2019, penjualan segmen alat kesehatan dan produk lainnya sebesar Rp 101,21 miliar sehingga ada bidikan pertumbuhan penjualan alkes lebih dari 100% di sepanjang tahun ini.
Indofarma juga menargetkan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun dan laba sebesar Rp 8,9 miliar di 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News