kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manfaat GSP AS terancam hilang, SLJ Global (SULI) siapkan antisipasi


Jumat, 21 Februari 2020 / 18:40 WIB
Manfaat GSP AS terancam hilang, SLJ Global (SULI) siapkan antisipasi
ILUSTRASI. PT SLJ Global Tbk (SULI) telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi jika manfaat fasilitas hilang


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kayu PT SLJ Global Tbk (SULI) telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi jika manfaat fasilitas sistem tarif preferensial umum (Generalized System of Preference/GSP) benar akan hilang. 

Sebagai informasi, Amerika Serikat (AS) resmi mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang atawa Developing and Least-Developed Countries (LGDCs) sejak 10 Februari 2020. Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menyatakan manfaat GSP AS untuk produk ekspor asal Indonesia akan hilang seluruhnya. 

Baca Juga: Stabilitas Harga Topang Ekspor Industri Kayu

Kadin menyatakan karena berdasarkan aturan internal AS terkait GSP, fasilitas ini hanya diberikan kepada negara yang mereka anggap sebagai negara berkembang. 

Wakil Presiden Direktur SLJ Global, David menjelaskan sebelum dapat fasilitas GSP, SULI dikenakan bea masuk 8% untuk ekspor ke Amerika. 

Semenjak diberikannya fasilitas GSP untuk produk Plywood kayu tipis kurang dari 66 mm (HS 44123141155) pada Oktober 2019, SULI bisa menjual produk Plywood atau kayu lapis ke Amerika tanpa tarif atau 0%. 

"Sementara ini belum ada informasi apapun (dari Amerika mengenai GSP). Namun, kalau GSP dicabut, tentu produk SULI yang diekspor ke AS harganya bakal kurang kompetitif," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2). 

Baca Juga: Pelaku industri kayu dan furnitur butuh insentif fiskal

Melansir laporan keuangan SLJ Global terakhir di kuartal III 2019, segmen ekspor kayu lapis (plywood) kontribusinya 89,59%  ke penjualan SULI. Rinciannya, eskpor kayu lapis tercatat 80.801 meter kubik dengan nilai US$ 45,61 juta. Adapun penjualan ini turun 25% yoy dari sebelumnya US$ 64,27 juta di akhir September 2018.

David bilang penjualannya ekspor bisa turun akibat pasar dan harga kayu yang kurang kondusif. Sejauh ini 90% Plywood hasil produksi SULI, diekspor ke Amerika, India, Jepang, dan Korea. 

Meski demikian, harga kayu yang saat ini diakui David masih di bawah US$ 700 per meter kubik,  memberikan peluang Amerika untuk membeli banyak di saat harganya sedang anjlok. Oleh karenanya, jika permintaan dari Amerika Serikat masih tinggi, SLJ Global akan terus memasok ke sana. 

Menurut David, jikalau produk Plywood kembali dikenakan tarif 8%, harga kayu-nya masih lebih murah dibandingkan tahun 2018. Dua tahun yang lalu, David mengakui harga sebagian produk kayu yang diekspor hampir US$ 1000 per meter kubik. Oleh karenanya masih ada harapan, permintaan kayu lapis dari Amerika masih berjalan seperti biasa.

Baca Juga: APHI memproyeksi industri kayu tahun ini lebih bergairah

Pasalnya, SULI tidak bisa mengandalkan penjualan lokal karena permintaan masih seret, bahkan menurun. Buktinya saja kalau melihat penjualan SULI di akhir September 2019,  total pendapatan dalam negeri turun 27% yoy dari sebelumnya US$ 7,42 juta di kuartal III 2018 menjadi US$ 5,38 juta di periode yang sama tahun 2019. 

Adapun jika menggunakan asumsi permintaan masih sama, David menyatakan dicabutnya fasilitas GSP tidak begitu pengaruh ke perusahaan. Jikalau permintaan dari AS turun, langkah antisipasi yang akan dilakukan SLJ Global adalah mencari alternatif ekspor lainnya dengan meningkatkan penjualan ke Jepang, India, dan Korea. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×