Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui perusahaan joint venture mereka dengan perusahaan Malaysia, DNA Laboratories Sdn. Bhd yaitu KalGen DNA melakukan inovasi tes diagnostik TBC (tuberkulosis) INDIGEN. Inovasi ini diklaim sebagai salah satu langkah untuk mendukung pemerintah Indonesia mengatasi penyakit TBC.
INDIGEN adalah Reagen Kit untuk pengujian atau tes diagnostik TBC dengan metode PCR atau Polymerase Chain Reaction.
“Dengan memanfaatkan mesin PCR yang sebelumnya digunakan untuk tes Covid-19 dan telah tersebar luas di seluruh Indonesia, apalagi dengan ketersediaan tenaga ahli untuk mengoperasikan PCR, INDIGEN dapat diimplementasikan dengan mudah untuk memperluas jangkauan tes skrining TBC, apalagi tes ini termasuk open system bahkan yang pertama di Indonesia,” kata Direktur KalGen DNA Retno Ambarwati melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (08/01).
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Siapkan Capex Rp 1 Triliun
Sebagai pilot project, INDIGEN rencananya akan dimanfaatkan pada program penemuan kasus aktif TBC di 12 Kabupaten Kota yang tersebar di 7 provinsi.
Ke depan kapasitas testing TBC dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan infrastruktur ex-COVID-19 yang telah ada. Melalui Pilot project ini, KLBF berharap dapat mempercepat kesiapan laboratorium rujukan dalam proses implementasi program testing TBC ke depan.
Senada dengan Retno, Corporate External Communication KLBF Hari Nugroho menambahkan bahwa inovasi tes diagnostik TB INDIGEN merupakan salah satu dari inisiatif berkelanjutan perusahaan yakni memberikan akses kesehatan kepada masyarakat.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Saham Emiten Farmasi Ini Menarik Dikoleksi
“Melalui sumber daya dan infrastruktur yang dimiliki Kalbe, Kami akan terus berperan dalam mendukung tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang kesehatan. Kalbe berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperbaiki pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti inovasi dan penelitian alat kesehatan dalam negeri, obat bioteknologi, obat generik, termasuk nutrisi bagi pengentasan stunting di Indonesia,” kata Hari.
Sebagai tambahan informasi, reagen kit INDIGEN telah mendapatkan ijin edar dari Kementerian Kesehatan RI, serta memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN+BMP) sebesar 40,82%. Produk ini tersedia dalam kemasan siap pakai yang dilengkapi dengan reagen kit untuk proses ekstraksi DNA sehingga sampel pasien siap untuk dilakukan uji molekuler dengan PCR.
Produk INDIGEN ini dapat mendeteksi beberapa target gen TBC sekaligus yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB), Non tuberculous mycobacteria (NTM), maupun resistensi obat Isoniazid dan Rifampicin.
Dengan deteksi bakteri maupun resistensi obat sekaligus, INDIGEN memungkinkan pasien mendapatkan penanganan yang sesuai sehingga hasil pengobatan lebih optimal.
Baca Juga: Emiten Kesehatan Terpapar Korona Lagi
Inovasi tes diagnostik ini merupakan hasil sinergi antara Academic, Business, Government dan Community (ABGC). Dalam mengembangkan INDIGEN, KalGen DNA melibatkan berbagai institusi.
Di antaranya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Rumah Sakit Hasan Sadikin, Rumah Sakit Paru dr. H. A. Rotinsulu Bandung, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta, Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jawa Barat, dan Laboratorium Tuberkulosis Pusat Riset RC3ID Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News