Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
Namun, menyoroti semakin banyaknya peluang dan manfaat dari berkembangnya digital economy, Mari Elka meminta masyarakat Indonesia untuk jangan terlena. Karena bila terlena dengan kemudahan yang didapat, kesempatan yang dimiliki bisa hilang.
Baca Juga: Analis: Startup Go-Jek dapat menjadi pemimpin transformasi revolusi industri 4.0
"Di era digital economy, bila kita tidak memiliki strategi, kesempatan-kesempatan tersebut bisa juga menjadi risiko," terangnya pada Selasa (23/7) di acara diskusi publik bertajuk Benefits of Digital Economy.
Menurutnya, risiko yang sering ditimbulkan adalah kehilangan pekerjaan dan berkurangnya karya karena menurunnya tingkat produktivitas.
Mari Elka Pangestu mengatakan saat ini orang-orang yang sudah memiliki cerdas gawai akan selalu terhubung dengan semuanya, termasuk informasi, akses lain, dan orang-orang. Namun bila ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan koneksi tersebut, makanya itu akan sia-sia.
"Saat ini 90% orang menggunakan connectivity-nya untuk sosmed, bukan untuk kegiatan ekonomi. Baru sekitar 10% lah yang menggunakan untuk kegiatan ekonomi," tambahnya.
Baca Juga: Menurunkan rasio defisit fiskal
Kegiatan ekonomi yang dimaksud bisa berupa menggunakan cerdas gawai untuk berbisnis lewat online shop atau bergabung dengan e-commerce.
Selain strategi, untuk bisa bertahan digital ekonomi, Mari Elka mengimbau agar orang-orang mengembangkan kemampuan (skill). Tidak hanya itu, harus ada rasa kompetitif untuk menjadi yang terbaik (race for the biggest skill).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News