kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Marketplace membantu UMKM berjualan di masa pandemi hingga menembus ekspor


Jumat, 30 April 2021 / 19:58 WIB
Marketplace membantu UMKM berjualan di masa pandemi hingga menembus ekspor
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan boneka Bokumi di Depok, Jawa Barat, Senin (18/4). Dijual melalui jalur online dengan harga Rp 50.000 sampai Rp 75.000?per buah tergantung ukuran. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/04/2016.


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran e-commerce atau marketplace banyak membantu pengusaha modal cekak atau UMKM untuk bisa eksis di masa pandemi Covid-19. Hal ini terekam dalam  hasil survei Katadata Insight Center (KIC) berjudul "MSME Study Report 2021: Peran Marketplace bagi UMKM". Survei ini dilakukan terhadap 392 UMKM di sejumlah kota di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Medan pada periode 24 Maret hingga 9 April 2021.

Dari hasil survei terlihat kalau adanya pandemi selama lebih dari satu tahun terakhir ini telah berdampak pada penurunan volume penjualan dan omset pengusaha UMKM yang memiliki toko atau biasa disebut offline. Penurunan penjualan offline ini dialami lebih dari 70% UMKM. Akibatnya, UMKM yang sebelum pandemi hanya berjualan offline mulai beralih membuka usaha online pada masa pandemi.

“Beberapa pelaku usaha bahkan menutup usaha offline, beralih ke online atau setidaknya memadukan penjualan offline dengan online,” kata Manajer Survei Katadata Insight Center (KIC), Vivi Zabkie dalam keterangan pers, Jumat (30/4).

Penjualan online para UMKM ini hampir sebagian besar mengalihkan bisnisnya ke online melalui marketplace. Sisanya memang ada juga yang berjualan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan sebagainya.  

Alasan para pengusaha ini memilih berjualan di marketplace adalah 54% UMKM yang disurvei menjawab dengan adanya marketplace bisa menghemat biaya promosi. Lalu 48% ada yang menjawab karena mendapat manfaat peningkatan omzet. Lalu 29% menajwab lebih kompetitif serta 19% mengaku mendapat kemudahan untuk mengakses pasar ekspor.

Untuk pilihan e-commerce, ada 57% UMKM yang disurvei menjawab menghasilkan omzet atau nilai penjualan terbesar berasal dari Shopee, 28% dari Tokopedia, 6% Lazada, 3% Bukalapak, 2% Blibli dan 3% dari marketplace lainnya.

Nah, dari semua program promosi di marketplace, gratis ongkos kirim (ongkir) dianggap paling membantu bisnis UMKM (50%), diikuti program diskon (38%). Adapun ketika berjualan di marketplace, terdapat 66% responden yang memberikan promosi gratis ongkir di tokonya, diikuti 57% yang memberikan diskon, 32% memberikan cashback, 18% flash sale dan 8% tidak memberikan promosi apapun di tokonya.

Sedangkan dari seluruh program yang pelaku UMKM ikuti di marketplace, promosi hari khusus dari Shopee (seperti Shopee 12.12, Shopee 3.3, Gajian Sale) dinilai 50% responden paling membantu di masa pandemi. Promosi khusus dari Tokopedia seperti Waktu Indonesia Belanja juga dinilai 12% responden turut membantu, Bukalapak-Diskon cashback untuk pelanggan fitur super seller 5% dan Lazada-hari promosi khusus (Lazada 12.12, dan Lazada 3.3) sebanyak 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×