Reporter: Bernadette Christina Munthe |
JAKARTA. Tren berbelanja terus bergeser dari hari ke hari seiring dengan perkembangan teknologi. Peran media sosial berbasis jaringan internet terasa semakin besar dalam menggaet konsumen.
Apalagi jumlah pengguna internet di Indonesia cukup banyak. Menurut penelitian Kementerian Komunikasi dan Informasi pada 2010 ada 45 juta pengguna internet. Nukman Luthfie, Chief Executive Officer (CEO) Virtual Consulting, mengatakan saat ini pembeli lebih mempercayai rekomendasi teman dan orang asing yang mereka temui secara virtual di dunia maya daripada iklan di media massa.
Potensi pasar yang besar dan perilaku pembeli yang demikian membuat bisnis social commerce menjamur di Indonesia. Salah satu model yang umum dipergunakan adalah metode collective buying atau memberikan diskon untuk para pembeli kolektif, alias pembeli berkelompok.
Tetapi karena ada keterbatasan waktu untuk dalam mengakses situs-situs social commerce ini, maka PT Smart Wisdom Group meluncurkan situs aggregate penawaran situs social commerce. Christine Siagian, Strategic Planning Manager PT Smart Wisdom Group mengatakan mereka berbeda menampilkan penawaran belanja yang ditampilkan dengan memperhatikan ranking dan popularitas produk. Popularitas produk dinilai dari sisi jumlah pengunjung yang melihat produk maupun jumlah pembelian produk.
CEO PT Smart Wisdom Group Edward Kim mengatakan dalam dua tahun ke depan, mereka menargetkan menjadi situs ke tiga yang paling banyak diakses di dunia. Pada Juli ini mereka melayani area Indonesia, tetapi Agustus mendatang mereka akan bisa melayani pembeli dari Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.
"Sampai akhir tahun target kami sudah bisa mencakup 15 negara. Termasuk di antaranya Korea, China, Jepang, Hong Kong, Vietnam. Kalau India, kami akan mulai lewat join partnership dengan perusahaan sejenis yang sudah ada," kata Edward ketika ditemui di acara konferensi pers peluncuran situs www.dealgoing.com di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Selasa(19/7).
Edward mengatakan situs sejenis di Korea dalam waktu kurang dari setahun bisa mendapatkan 2.000 pengunjung per hari. Sementara di Indonesia yang belum genap sebulan berjalan, mereka sudah mendapatkan 200 pengunjung per hari.
Jumlah pengunjung situs memang menjadi kunci bisnis mereka karena mereka mendapat untung dari setiap kunjungan pengakses situs(pay per click). Selain itu juga mereka menyediakan ruang iklan bagi para pedagang.
"Sepanjang Juli ini target kami bisa mendapatkan 5.000 pengunjung. Sementara sampai akhir tahun diharapkan rata-rata 20.000 pengunjung hingga 50.000 pengunjung per bulan," kata Christine ketika ditemui di acara yang sama.
Edward mengatakan ini adalah salah satu strategi menggaet basis pelanggan untuk menuju e-commerce. Sementara itu PT 24 Jam Online memilih menggarap pasar pemain game online dengan menjual voucher game online yang bisa diisi ulang.
Penjualan dan pengisian ulang voucher ini bisa dilakukan melalui e-banking atau lewat jaringan Indomaret di seluruh Indonesia. Direktur Eksekutif PT 24 Jam Online Ashadi Ang mengatakan potensi belanja game para gamer online ini mencapai US$ 12 juta per tahun.
"Untuk tahun pertama, hingga Juli tahun depan, target kami bisa menggarap 20% dari total belanja game itu," kata Ashadi usai peluncuran Voucher Game Online UniPin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News