kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.355   -190,00   -1,15%
  • IDX 6.869   82,03   1,21%
  • KOMPAS100 995   15,18   1,55%
  • LQ45 764   10,59   1,40%
  • ISSI 223   2,25   1,02%
  • IDX30 395   4,66   1,19%
  • IDXHIDIV20 461   4,56   1,00%
  • IDX80 112   1,50   1,36%
  • IDXV30 114   0,50   0,44%
  • IDXQ30 128   1,96   1,56%

Mengintip Inovasi Penyedia Chatbot Lokal


Selasa, 24 Juni 2025 / 17:51 WIB
Mengintip Inovasi Penyedia Chatbot Lokal
ILUSTRASI. MonpAI


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan chatbot mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI), pemrosesan bahasa alami (NLP), dan integrasi omnichannel.

Di tengah maraknya pengembangan kecerdasan buatan global, mulai hadir pemain lokal di Indonesia meramaikan teknologi ini, yakni  Monpai.id. Platform ini menghadirkan asisten AI yang bisa dilatih dan disesuaikan dengan kebutuhan serta karakter pengguna. Bukan AI generik yang serba tahu namun kaku, Monpai.id hadir sebagai mitra kerja yang peka dan kontekstual.

Monpai.id lahir dari kegelisahan terhadap dominasi AI global yang tidak mengenali konteks lokal dan preferensi personal. "Kami percaya masa depan AI bukan yang tahu segalanya, tapi yang tahu siapa kamu," ujar Muhammad Muchlas Rowi, inisiator Monpai.id (22/6).

Muchlas mulai mendalami AI secara serius usai menghadiri Konferensi AI Dunia di Las Vegas 2024, terinspirasi oleh peringatan Geoffrey Hinton soal bahaya AI tak terkendali. Ia lalu membangun Monpai.id sebagai upaya menghadirkan AI yang tidak hanya cerdas secara teknis, tapi juga etis dan berakar pada nilai-nilai lokal.

Baca Juga: Adopsi Kecerdasan Buatan Marak, Tapi Jika Tak Cermat Konsumen Bisa Pergi

Menurutnya, AI masa depan bukan cuma soal kecerdasan, tapi juga kepekaan. Lewat Monpai.id, Muchlas  ingin membuktikan bahwa teknologi bisa dibentuk sesuai karakter manusia Indonesia.

Monpai.id terintegrasi dengan model AI ternama seperti GPT-4, Gemini, dan Claude, memungkinkan pengguna memilih model sesuai kebutuhan. Tak hanya berbasis teks, Monpai juga mampu menganalisis dokumen, gambar, voice message, dan merespons dalam berbagai format.

Muchlas bilang, keunggulan Monpai terletak pada kemampuannya untuk dilatih secara kontekstual, menjadikannya lebih personal dan relevan dibanding chatbot generik. Platform ini fleksibel, bisa diintegrasikan ke website, media sosial, hingga WhatsApp.

Pengguna dapat membentuk chatbot khusus seperti TanyaHukumAI atau AsistenGuruIPA, serta melatih AI dengan dokumen, PDF, atau tautan situs untuk memahami data spesifik, seperti kebijakan, regulasi, atau materi pelajaran.

Monpai.id menyasar berbagai sektor sebagai asisten kerja profesional, layanan pelanggan 24 jam untuk UMKM, mitra guru di dunia pendidikan, hingga analis dokumen untuk institusi hukum dan pemerintahan. Di media sosial, Monpai juga berfungsi sebagai kurator konten dan responden cerdas.

Lebih lanjut, Muchlas memaparkan bahwa Monpai tengah mengembangkan avatar digital—AI berwajah visual yang bisa berbicara, membaca ekspresi, dan merespons secara emosional, menghadirkan interaksi yang lebih manusiawi.

Baca Juga: Couchbase: Monetisasi Data Jadi Masa Depan Industri Telekomunikasi

Menurut Muchlas, pengembangan Monpai.id saat ini difokuskan pada kebutuhan spesifik, seperti layanan pelanggan, pengajaran, dan manajemen data. Fokus ini memungkinkan tim mengasah akurasi dan personalisasi sebelum menjangkau pasar umum.

Monpai.id bukan sekadar produk, tapi bukti bahwa inovasi teknologi bisa lahir dari Indonesia. Dengan pendekatan personal, fleksibel, dan inklusif, Monpai hadir sebagai alternatif lokal yang siap bersaing secara global. “Monpai menjadikan AI lebih membumi, bisa diakses, dipahami, dan dilatih siapa saja,” ujar Muchlas.

Muchlas berharap Indonesia bisa punya ChatGPT sendiri, seperti langkah Singapura membangun LLM berbasis bahasa dan budaya lokal. “Dengan infrastruktur dan kemauan politik yang tepat, Indonesia bisa jadi rumah bagi AI yang cerdas, relevan, dan etis.” pungkasnya.

Selanjutnya: AAJI Sambut Positif Pembentukan Database Polis Asuransi, Guna Tata Kelola Lebih Sehat

Menarik Dibaca: KUR Syariah 2025: Pengertian, Segmentasi, dan Cara Mengajukannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×