kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menhan mendorong industri bahan peledak


Rabu, 25 Januari 2012 / 17:55 WIB
Menhan mendorong industri bahan peledak
ILUSTRASI. IHSG diprediksi kembali rebound, ini saham rekomendasi analis untuk Selasa (8/2)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BONTANG. Kementerian Pertahanan mendorong investor untuk memproduksi bahan peledak. Kebutuhan bahan peledak yang sangat tinggi di Indonesia ternyata banyak disuplai dari luar negeri. Total kebutuhan bahan peledak Indonesia yang mencapai 700.000 ton per tahun akhirnya harus diimpor. Padahal, bahan baku bahan peledak banyak didapat di Indonesia.

"Sepanjang memenuhi kriteria security yang kami inginkan, silakan saja," kata Wakil Menteri Pertahanan Safrie Syamsuddin saat kunjungan di pabrik PT Kaltim Nitrate Indonesia, hari ini (25/1). Safrie bilang, bahan peledak untuk militer (propelen) biasa dibeli dari luar negeri seperti dari China, Amerika dan beberapa yang lain. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai rencana membangun industri bahan peledak militer.

Tapi dalam kondisi damai seperti sekarang, bahan peledak bisa digunakan ini mendukung pembangunan ekonomi seperti bahan peledak untuk tambang batubara. "Manakala diperlukan negara, maka produksi bahan peledak ini bisa kita gunakan," imbuh Safrie.

Saat ini, hanya terdapat dua pabrik bahan peledak alias amonium nitrat yang ada di Indonesia, yaitu PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) dan PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI).

Sebenarnya, ada satu lagi perusahaan bahan peledak yang berencana membuat pabrik amonium nitrat perusahaan BUMN yaitu PT Dahana yang berlokasi di Bontang. Sayangnya, lahan yang rencana digunakan untuk pabrik sepengamatan KONTAN masih belum nampak ada pembangunan. Bahkan lahan milik Dahana sekarang masih penuh semak-semak tak terurus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×