Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyatakan prioritas penyaluran gas bumi nasional tetap difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, saat ini hampir 70% gas bumi nasional sudah digunakan untuk pasar domestik.
“Bahkan saat ini kalau saya mencatat dan melihat data realisasinya, ya 69,26% dari keseluruhan gas bumi kita ini sudah digunakan untuk mendukung domestik,” ujarnya dalam sebuah diskusi publik, Rabu (17/7).
Sementara itu, sekitar 30% sisanya diekspor, yang sebagian besar masih berasal dari komitmen kontrak jangka panjang, khususnya untuk ekspor LNG dari Kilang Bontang dan Tangguh.
Baca Juga: Ada Tambahan Blok Cepu, SKK Migas Optimistis Target Lifting Minyak 2025 Tercapai
Kurnia menambahkan, SKK Migas terus berupaya menjaga pasokan gas untuk dalam negeri seiring meningkatnya permintaan dari sektor kelistrikan, industri, dan rumah tangga. Diskusi intensif terus dilakukan bersama PLN dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk memetakan kebutuhan dan menjaga kelangsungan pasokan.
“Sejak 2024, pertengahan akhir ya mungkin pada waktu itu, kita berdiskusi sangat intens ya dengan teman-teman dari PLN, dengan Pak Rahmad di sini, Pak Arief di PGN, bahwa ada kebutuhan yang meningkat dari sisi demand di domestik,” ujarnya.
Baca Juga: SKK Migas Ungkap Deretan Proyek Hulu Migas yang Siap Onstream hingga 2030
Namun, di sisi lain, Indonesia masih menghadapi tantangan dari sisi pasokan gas akibat penurunan alamiah (natural decline) produksi. Penurunan ini bahkan sempat mencapai 8% per tahun saat pandemi Covid-19. Meski demikian, sejak 2023 tren produksi gas mulai berbalik arah.
“Peningkatan supply yang meningkat secara perlahan, tapi pasti ya sekitar 2% sampai 3% setahun ya sejak 2023 sampai 2024 dan kita proyeksikan 2025 juga akan terus meningkat,” ungkapnya.
Menurut Kurnia, yang terjadi sekarang ini adalah mismatch antara sumber pasokan gas dengan lokasi permintaan.
"Ini yang harus kita benahi ke depan,” tandas Kurnia.
Baca Juga: Geber Produksi, SKK Migas Pantau Proyek strategis CO2 Reduction Lapangan Akasia Bagus
Selanjutnya: Dana Asing Diprediksi Tetap Mengalir, Meski BI Rate Turun Menjadi 5,25%
Menarik Dibaca: Dari Dokter hingga Influencer, Ini Tren Profesi Anak Versi AI Morinaga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News