Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pabrik kabel fiber optik milik PT Yangtze Optics Indonesia (YOI) diresmikan Rabu (28/2). Pabrik ini diharapkan bisa mengurangi impor kabel Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan dengan dibangunnya pabrik tersebut diharapkan mampu mengurangi impor sekitar 8%-10% dari kebutuhan per tahun. Pengurangan impor ini bisa menghemat devisa sebesar US$ 500 juta.
Saat ini, kebutuhan kabel serat optik di Indonesia mencapai 9 juta kilometer per tahun. Sedangkan produsen dalam negeri tercatat hanya mampu memenuhi 60% dari total kebutuhan.
CEO PT Fiber Optik Teknologi Indonesia (FOTI) Johnny Liando mengatakan peluang market share di industri kabel fiber optik di Indonesia termasuk cukup besar. Terlebih dengan semakin tingginya kebutuhan broadband masyarakat, maka semakin tinggi pula kebutuhan kabel fiber optik yang harus dipenuhi.
"Peluangnya besar, tapi persaingannya juga cukup ketat," ucap Johnny. Ia menambahkan, tren pertumbuhan industri kabel fiber optik berkisar antara 15%-20% per tahun.
Catatan saja, pembangunan pabrik kabel fiber optik milik PT Yangtze Optics Indonesia hanya memakan waktu delapan bulan. Pembangunan pabrik ini berawal dari penandatanganan kerjasama antara PT Yangtze Optics Fibre and Cable (YOFC) dan PT Fiber Optik Teknologi Indonesia pada 4 Januari 2017.
Kemudian pada 18 Mei 2017 dilakukan ground breaking sebagai tanda dimulainya pembangunan pabrik. Pada 26 Desember 2017, sejumlah alat di pabrik telah terpasang. "Ini strong prematur baby," ucap Airlangga saat memberi sambutan dalam acara peresmian, Rabu (28/2)
Pabrik kabel milik PT Yangtze Optics Indonesia yang berkapasitas produksi 2 juta kilometer per tahun ini menelan investasi lebih dari US$ 22 juta atau sekitar Rp 300 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News