Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tengah mengkaji penerapan Domestic Market Obligation (DMO) sawit untuk pasokan bahan baku biodiesel 50% (B50) tetap terpenuhi tanpa mengganggu ketersediaan minyak goreng di dalam negeri.
Bahlil mengatakan, kebijakan DMO menjadi salah satu dari tiga opsi yang sedang dipertimbangkan pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan domestik dan ekspor minyak sawit mentah (CPO).
Baca Juga: Pemerintah Dorong Kolaborasi Lintas Sektor untuk Efisiensi dan Keberlanjutan Energi
"Ini kan persoalannya adalah kalau kita memakai B50, ekspor kita yang kita kurangi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Termasuk dalamnya adalah DMO. Atau yang kedua, kita meningkatkan produksi dengan intensifikasi. Yang ketiga kita menambah lahan," kata Bahlil di Jakarta, Selasa (28/10).
Adapun, Bahlil juga memastikan penerapan B50 tidak akan menimbulkan gangguan terhadap pasokan minyak goreng nasional.
“Enggak ada isu itu (gangguan minyak goreng),” jelasnya.
Untuk diketahui, program mandatori B50 menargetkan pencampuran 50% minyak sawit dalam bahan bakar jenis solar. Pemerintah menargetkan implementasi program ini dapat dimulai pada semester II-2026 dengan kebutuhan CPO mencapai sekitar 19 juta ton per tahun.
Saat ini, B50 telah melalui tiga kali uji coba, termasuk pada mesin kapal, kereta api, dan alat berat. Uji final diperkirakan akan memakan waktu tambahan sekitar enam hingga delapan bulan sebelum program dapat dijalankan penuh.
Baca Juga: Centratama (CENT) & Surge (WIFI) Jalin Kolaborasi Perkuat Infrastruktur Digital
Selanjutnya: Pendapatan dan Laba Astra Otoparts (AUTO) Kompak Naik di Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: Harga Emas Terjegal di bawah US$ 4.000, Citigroup Prediksi Emas Melorot ke US$ 3.800
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













