Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah semakin serius mendorong program konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) ke motor listrik di mana sasarannya untuk kendaraan yang berumur di atas 10 tahun. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk mengkonversi satu unit kendaraan sekitar Rp 15 juta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineal (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan, program konversi motor listrik masih dalam tahap pilot project. Saat ini sudah ada 120 unit yang dikonversi dan sedang diuji coba untuk jarak 10.000 kilometer.
Baca Juga: Insentif PPnBM Mobil Listrik Belum Cukup Menekan Harga Jual
“Diperkirakan biaya konversi dengan kondisi harga dunia yang lagi naik senilai Rp 15 juta per unit kendaraan. Apakah separuhnya mau dibantu pemerintah dan misalnya pemilik motor bisa dapat dukungan pinjaman,” jelasnya di Kementerian ESDM, Senin (19/9).
Namun, Arifin mengungkapkan biaya tersebut dapat lebih murah apabila program konversi semakin masif. Maka itu, pemerintah tengah berupaya untuk mendorong minat masyarakat untuk melakukan konversi ke motor listrik.
"Ini harga tadi itu masih harga yang ratusan (konversinya) itu. Tapi kalau sudah masif ya turun, kita hitung skala industrinya berapa," katanya.
Arifin menjelaskan, lewat konversi motor BBM ke motor listrik, penghematan dapat dirasakan oleh masyarakat, negara, dan lingkungan.
Dia memaparkan, di Indonesia ada 120 juta motor di mana satu motor menggunakan BBM kira-kira 3 liter hingga 4 liter perhari. “Jika ditotal maka konsumsi BBMnya sama dengan 700.000 barrel. Lewat program ini Indonesia dapat mengurangi impor BBM atau minyak mentah,” ujarnya.
Baca Juga: Ini Dia Sebab Harga Mobil Listrik di Indonesia Masih Selangit
Dari sisi emisinya, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, emisi karbon yang dikeluarkan motor listrik jauh lebih rendah dibandingkan motor berbahan bakar fosil.
“Emisi motor listrik 0,64 kg karbon dioksida perhari persatu motor. Sedangkan perhitungan kendaraan yang berbahan bakar bensin emisinya 2,4 kg karbon dioksida per liter,” jelasnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sejalan dengan yang disampikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pihaknya diminta untuk memprioritaskan penggunaan EV. Adapun motor dinas yang dimiliki kementerian lembaga diprioritaskan.
"Kita sama sama dan sedang diskusi dengan Kementerian Keuangan ketika ada konversi ada subsidi. Terutama untuk motor dulu. Baik yang punya KL maupun masyarakat," ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Jokowi Instruksi Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini Harga Mobil & Motor Listrik 2022
Menurutnya apabila capital expenditure alias belanja modal dapat dibantu, maka biaya konversi bisa lebih murah. Di sisi lain, lewat penggunaan motor listrik masyarakat dapat menikmati efisiensi operational expenditure karena dana yang biasa dikeluarkan untuk membeli bensin bisa disalurkan untuk membayar listrik yang diklaim biayanya jauh lebih sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News